REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — MPR RI mengajak India untuk bersinergi mengembangkan energi terbarukan, sebagai salah satu upaya mengatasi krisis iklim global. Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno berharap, India mau bersinergi dengan Indonesia untuk pengembangan energi terbarukan.
"Dari sisi regulasi semoga Indonesia dalam waktu dekat akan bisa mengesahkan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET)," kata Eddy dalam keterangan tertulis, Jumat (29/11/2024), saat menghadiri forum internasional di Jakarta, yakni LSM global yang berbasis di India Swaniti dalam diskusi bertajuk Green South Alliance: Energy Transition Convening Indonesia Chapter.
Ia membeberkan, dalam pengembangan energi terbarukan, Indonesia fokus kepada tiga masalah utama yang dihadapi, yakni regulasi, keuangan, dan pengembangan teknologi.
Untuk itu, terbuka kemungkinan untuk kerja sama dengan negara lain atau pihak swasta untuk melakukannya.
"Dari sisi pendanaan dan teknologi tentu ada banyak ruang yang bisa dijadikan kerja sama seperti transfer of knowledge, kerja sama pengembangan teknologi, dan juga kemitraan dalam riset-riset transisi energi," ujar dia.
Ia menyatakan, pengembangan energi terbarukan merupakan salah satu langkah dari penanganan krisis iklim global. Sebab, dengan menggunakan energi terbarukan maka konsumsi sumber energi yang terbatas bisa perlahan dikurangi.
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard mengatakan transisi energi penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
"Transisi energi tidak hanya penting untuk mengurangi perubahan iklim, tetapi juga mengamankan pasokan energi, dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Karena itu, Bappenas bekerja sama dengan Swaniti Global dan Green South Alliance – Energy Transition (Indonesia Chapter) untuk mengatasi tantangan masalah energi dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) di Asia Selatan dan Indonesia.
Para pemangku kepentingan tersebut mendiskusikan upaya dan praktik baik di Asia Selatan dan Indonesia untuk mencapai transisi energi menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Untuk diketahui, pencapaian pembangunan berkelanjutan dilakukan antara lain melalui transisi energi yang diarahkan guna meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam berbagai kegiatan perekonomian pada tahun 2025. Contohnya adalah implementasi kebijakan karbon kredit secara luas, pengalihan subsidi bahan bakar fosil menuju subsidi energi terbarukan, dan peningkatan penggunaan kendaraan listrik.