REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek Clean, Affordable, and Secure Energy (CASE) for Southeast Asia resmi meluncurkan film pendek Jejak Kiara. Film ini merupakan bagian ketiga dari sekuel seorang perempuan bernama Kiara, yang bertujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya transisi energi yang inklusif di Indonesia.
Jejak Kiara melanjutkan cerita yang dimulai oleh film-film sebelumnya, Mimpi Kiara (2021) dan Kabin Kiara (2022). Film ini mengupas perjalanan transisi energi Indonesia, mulai dari proses pembuatan kebijakan hingga implementasi proyek energi terbarukan.
Dalam pernyataannya Jumat (13/12/2024) Institute for Essential Services Reform (IESR), mengatakan pesan utama kolaborasi film ini menekankan keberhasilan transisi energi hanya dapat dicapai jika melibatkan semua pemangku kepentingan. Seperti pemerintah, akademisi, media, masyarakat sipil, komunitas lokal, hingga generasi muda.
Manajer Proyek CASE for Southeast Asia, IESR Agus Tampubolon menjelaskan film merupakan salah satu sarana yang lebih melekat pada ingatan semua orang. Sehingga selain melalui riset, cara kreatif sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait transisi energi di Indonesia.
“Kami menggunakan judul Kiara, karena artinya adalah cahaya. Kami ingin melalui film-film seri Kiara yang kami keluarkan, proyek CASE bisa membawa cahaya dan inspirasi bagi percepatan transisi energi di Indonesia,” kata Agus dalam peluncuran Film Jejak Kiara pada Kamis (12/12/2024).