REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badai, kebakaran hutan, kekeringan, dan gelombang panas mendominasi berita utama di seluruh dunia pada 2024. Pada April dan Mei lalu, gelombang panas melanda berbagai negara Asia. Suhu di India mencapai 47 derajat Celsius saat negara itu menggelar pemilihan umum.
Menurut badan penelitian perubahan iklim World Weather Attribution, perubahan iklim berperan besar meningkatkan kemungkinan gelombang panas ekstrem di atas 45 derajat Celsius terjadi. Badai Yagi serta hujan musiman menimbulkan banjir dan longsor di seluruh Asia Tenggara pada September lalu. Lebih dari 500 orang tewas.
Namun, Filipina menanggung beban terberat dari aktivitas topan di Pasifik pada tahun 2024. Badai Yagi termasuk Badai Tropis Trami dan Topan Kong-Rey, menyebabkan banjir dan tanah longsor yang mematikan di Luzon pada akhir Oktober.
Jepang mengalami musim panas terpanas yang pernah tercatat pada tahun 2024. Cuaca yang sangat hangat berarti Gunung Fuji masih belum tertutup salju pada akhir Oktober. Tahun ini merupakan tahun pertama gunung itu tidak bersalju sejak pencatatan dimulai 130 tahun yang lalu.
Dikutip dari BBC, Senin (30/12/2024), cuaca buruk juga melanda Australia dan Selandia Baru. Pada Februari lalu, badai memadamkan hampir setengah juta rumah di negara bagian Victoria, Australia. Kondisi alam liar juga menghambat upaya pemadaman kebakaran hutan yang masif di bagian barat wilayah tersebut.
Agustus tahun ini juga merupakan Agustus terpanas di Australia, 3 derajat Celsius di atas rata-rata. Tetapi Negeri Kangguru mengalami akhir tahun yang dingin. Bandara Canberra dan Adelaide mengalami musim semi paling dingin dalam sejarah. Sementara tahun ini Selandia Baru mengalami musim dingin terpanas ketiga yang pernah tercatat.
Timur Tengah juga mengalami dampak perubahan iklim. Pada April lalu, Uni Emirat Arab menerima curah hujan yang sangat besar dalam waktu 24 jam. Jalan-jalan di Dubai terendam banjir. Satu stasiun metro terendam air setinggi pergelangan kaki dan penerbangan dari bandara internasional dihentikan.
Pada saat yang sama, gelombang panas yang mematikan melanda Afrika Barat dan wilayah Sahel. Menurut para ilmuwan hal ini “tidak mungkin terjadi” tanpa adanya perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia.
Pada Mei lalu, Namibia mengumumkan keadaan darurat saat negara itu bergulat dengan kekeringan terburuk dalam satu abad terakhir. Pemerintah berencana untuk membunuh hewan liar dan mendistribusikan dagingnya kepada orang-orang yang tidak memiliki makanan.
Negara ini merupakan salah satu dari beberapa negara di Afrika bagian selatan yang sedang berjuang melawan kekeringan parah yang disebabkan oleh El Nino.
Sebaliknya di akhir tahun, hujan musiman di seluruh Afrika bergeser lebih jauh ke utara dan menyebabkan banjir di Sahara untuk pertama kalinya dalam setengah abad terakhir.