REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga non-profit global yang mempromosikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), UN Association Indonesia (UNAI) dan Kedutaan Besar Denmark menggelar konferensi internasional bertema "Uniting Youth: Youth-led Actions on a Global Scalefor Sustainable Development". Kegiatan yang digelar melalui Indonesia Youth Development Program (IYDP) ini menekankan pentingnya kepemimpinan pemuda dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
Sekitar dua ribu pemuda dan calon pemimpin dari lima benua terdaftar dalam konferensi ini. "Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sangatlah penting, ini mengingatkan kita pada tindakan yang komprehensif dan kolaboratif serta pentingnya partisipasi pemuda," kata Direktur UNIC Indonesia Miklos Gaspar di pidato pembukaan konferensi, akhir pekan lalu.
Menurut Miklos, PBB menganggap keterlibatan pemuda sangat krusial dalam agenda keberlanjutan. Banyak implementasi proyek PBB yang didedikasikan untuk memastikan pemuda terlibat dan menjadi bagian dari perubahan. Miklos juga menekankan pemuda memiliki kekuatan untuk membawa perubahan di komunitas mereka. Hal ini bisa dimulai dari kehidupan pribadi, pemuda harus mampu menerapkan gaya hidup berkelanjutan.
Sementara itu, Miss Earth 2024 Jessica Lane sepakat pemuda memainkan peran penting dalam program pembangunan berkelanjutan. Lane mengatakan pemuda bukan hanya bagian dari diskusi, tetapi juga memiliki peran untuk memimpin. "Dan kita memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan,"kata Lane.
Hal ini menegaskan urgensi tindakan pemuda secara global untuk pembangunan berkelanjutan. Dalam pidato pembukaan di konferensi ini, Sekretaris Jenderal UNA Indonesia, Bhagasjati Kusuma, mengatakan ia antusias melihat banyak calon pemimpin dari seluruh dunia bergabung dalam konferensi ini.
Ia berharap konferensi ini dapat memberikan jaringan yang lebih luas bagi pemuda untuk berkolaborasi dalam menghadapi tantangan global. Lebih lanjut, Romeo Matthew Pantouw, selaku Hub Manager, percaya pemuda harus menyuarakan suara mereka dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan melalui tindakan nyata sehari-hari dan terus berupaya menjadi individu yang berdampak.
IYDP mengangkat tiga topik "Youth and Environment: Cooperation in Water and Waste Management", "Navigating Challenges and Embracing Opportunities for Women in Education", dan "Youth Diplomacy as Catalyst in Cultural Exchange and Sustainable Development".
Environment Sector Councillor Kedutaan Besar Denmark, Erika Torres Liquin menekankan kolaborasi Denmark dan Indonesia dalam pengelolaan air dan limbah yang berkelanjutan, didukung oleh inisiatif pemuda dan media sosial sebagai alat mencapai solusi yang berdampak.
Rivalni Septiadi, Edukator dan UN Volunteer Australia, serta Een Juliani, National Gender Youth Activist UN Women Indonesia, menyoroti pentingnya literasi digital, kemitraan lokal, dan penghapusan hambatan seperti norma sosial-budaya serta kesenjangan ekonomi untuk memberdayakan perempuan dan mendorong kesetaraan gender.
Menutup konferensi, Vinicius Manfredini, seorang mahasiswa dari Paraíba State University di Brasil, menyatakan rasa antusiasnya berpartisipasi dalam konferensi ini. “Saya satu-satunya orang Brasil di sini. Jadi, saya merasa sangat terhubung dengan orang-orang dari seluruh dunia," kata Manfredini.