Senin 20 Jan 2025 19:29 WIB

Kemenhut Siapkan Sektor FOLU Masuk Perdagangan Karbon

Indonesia memiliki target untuk mencapai kondisi net sink.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (tengah) bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (ketiga kiri depan) serta pemangku kepentingan lainnya berfoto saat peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/1/2025). Peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Indonesia memperkuat komitmen pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 21 Tahun 2022, guna mencapai target net zero emission pada 2060.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (tengah) bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (ketiga kiri depan) serta pemangku kepentingan lainnya berfoto saat peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/1/2025). Peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Indonesia memperkuat komitmen pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 21 Tahun 2022, guna mencapai target net zero emission pada 2060.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan pihaknya tengah menyiapkan mekanisme agar karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land uses/FOLU) untuk diperdagangkan di pasar karbon. Raja Juli menegaskan, perdagangan karbon internasional merupakan momentum penting dalam implementasi nilai ekonomi karbon (NEK), termasuk untuk mengembangkan potensinya di sektor FOLU.

"Kami di internal Kementerian Kehutanan sedang menyiapkan skema yang mudah-mudahan akan menimbulkan gairah bagi pasar karbon. Berbagai macam mekanisme sudah kami siapkan. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama sektor FOLU akan bisa juga kita launching di tempat ini," katanya, Senin (20/1/2025).

Baca Juga

Kemenhut sudah berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait potensi perdagangan karbon dari jumlah emisi yang berhasil ditekan dari sektor FOLU. Indonesia  memiliki target untuk mencapai kondisi net sink, di mana misi yang ditekan sama jumlahnya dengan yang dihasilkan di sektor kehutanan pada 2030.

Dia menyebut bahwa peluncuran perdagangan karbon internasional pada hari ini merupakan bentuk konkret dari kerja pemerintah, sesuai dengan yang disampaikan oleh Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29) di Azerbaijan pada tahun lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan pihaknya siap mendukung langkah-langkah kementerian/lembaga lain untuk implementasi NEK salah satunya lewat perdagangan karbon. Termasuk potensi pengurangan emisi dari sektor FOLU yang dapat masuk ke pasar karbon di Indonesia.

"Karena ini tentu memiliki nilai tambah yang lebih besar lagi selain dari segi pengurangan emisi karbon, terkait juga dengan manfaat dan nilai tambah lain apakah itu berkaitan dengan keragaman hayati, apakah itu berkaitan dengan lingkungan hidup maupun sosial setempat dan bagaimana kita juga memberikan kontribusi konkret kepada dunia yang bisa dikatakan mungkin di luar Indonesia tidak ada," jelasnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement