REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jakarta meminta industri hotel, restoran, dan kafe, untuk lebih proaktif dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste). Pengelolaan itu dilakukan agar tidak banyak food waste yang berakhir di tempat pembuangana akhir (TPA).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, pengelolaan food waste penting dilakukan agar mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA. Apalagi, sampah dari makanan yang masih layak konsumsi, tapi tidak dikosumsi karena alasan estetika, kelebihan stok, serta makanan yang tidak habis termakan.
"Food Waste ini bisa disalurkan ke yayasan sosial atau panti asuhan. Ini adalah langkah kecil yang memberikan dampak besar," kata dia melalui keterangannya, Sabtu (25/1/2025).
Ia menambahkan, food waste yang tidak bisa dimanfaatkan lagi juga dapat diolah menjadi kompos. Pengolahan itu dinilai dapat dilakukan melalui proses biokonversi menggunakan maggot black soldier fly (BSF).
Asep menyebutkan, saat ini DLH Jakarta mengoperasikan Jakarta Recycle Centre (JRC) di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang menjadi salah satu fasilitas pengolahan sampah mudah terurai yang dapat dimaksimalkan. Di tempat itu, sampah mudah terurai diolah menjadi kompos dan produk lain melalui teknologi biokonversi.
Selain itu, Asep menambahkan, pihaknya juga akan melakukan evaluasi rutin terhadap praktik pemilahan sampah di sektor hotel, restoran, dan kafe. Hal itu diperlukan untuk memastikan efektivitas pelaksanaannya. "Target kami, setidaknya 10-15 persen timbulan sampah Jakarta yang disumbangkan sektor Horeka ini dapat diminimalkan dan tidak berakhir di TPA," ujar Asep.
Berdasarkan data DLH Provinsi Jakarta, volume sampah di Jakarta per hari mencapai 7.500 ton per hari. Sementara volume sampah yang masuk Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang mencapai 7.360 ton per hari.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menilai, pengelolaan sampah mudah terurai, khususnya food waste, memerlukan perhatian serius dari sektor hotel, restoran, dan kafe. Pasalnya, food waste memberikan kontribusi besar terhadap beban sampah.
"Pembatasan jumlah makanan yang disajikan sangat penting agar tidak ada penyia-nyiaan makanan yang berlebihan,” kata dia.
Ketua Umum BPD PHRI Jakarta Sutrisno Iwantono mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Apalagi, isu lingkungan hidup telah menjadi perhatian global.
"Kami berkomitmen untuk mematuhi prinsip-prinsip pengelolaan yang ramah lingkungan tanpa mengabaikan keberlanjutan operasional hotel dan restoran,” kata dia.