Kamis 06 Feb 2025 17:44 WIB

Blue Bird Targetkan 1.000 Armada Kendaraan Listrik Mengaspal Tahun Ini

Blue Bird ingin menciptakan mobilitas yang lebih ramah lingkungan.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Sopir mengisi daya mobil listrik di kantor operasional Blue Bird, Jakarta, Senin (26/6/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sopir mengisi daya mobil listrik di kantor operasional Blue Bird, Jakarta, Senin (26/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Blue Bird Tbk menegaskan komitmennya terhadap aspek keberlanjutan dalam operasional bisnisnya. Emiten dengan kode saham BIRD tersebut menargetkan penggunaan 1.000 unit armada kendaraan listrik (EV) pada tahun ini.

Menurut Chief of Strategy Blue Bird, Andrew Arristianto, tahun 2025 adalah momen penting bagi Blue Bird untuk lebih agresif dalam mengadopsi kendaraan listrik. “Dengan penambahan armada ini, kami juga akan memberikan opsi kepada pelanggan di aplikasi untuk memilih kendaraan ramah lingkungan,” kata Andrew dalam acara Blue Bird Sustainability Gathering, di Jakarta, Kamis (6/2/2025).

Baca Juga

Ia menekankan meskipun kendaraan baru yang diperbarui juga berkontribusi pada pengurangan emisi, fokus utama tetap pada transisi ke kendaraan listrik dan CNG. Dalam menghadapi tantangan dan peluang di industri transportasi, Blue Bird berkomitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan serta menjaga keberlanjutan lingkungan.

Dengan langkah-langkah yang diambil oleh Andrew dan timnya, Blue Bird berusaha untuk menjadi pelopor dalam transformasi transportasi yang lebih hijau di Indonesia.

Andrew menekankan, inisiatif keberlanjutan Blue Bird bukan hanya sekadar mengikuti regulasi, tetapi merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menciptakan mobilitas yang lebih ramah lingkungan. “Langkah awal kami dimulai dengan penggunaan kendaraan listrik dan sebelumnya dengan kendaraan berbahan bakar gas alam terkompresi (CNG). Kami memahami bahwa mobilitas harus sejalan dengan perlindungan lingkungan hidup,” ujar Andrew,.

Ia menambahkan, selama pandemi, ketika mobilitas berkurang, kondisi lingkungan justru membaik, menunjukkan ada hubungan erat antara keduanya. Namun, Andrew menyadari mobilitas tidak dapat dihentikan selamanya. "Kami harus menemukan cara untuk melanjutkan mobilitas dengan tetap memperhatikan keberlanjutan,” katanya.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah digitalisasi layanan, yang memungkinkan pelanggan untuk memesan taksi Blue Bird melalui aplikasi. “Dengan cara ini, kami mengurangi kebutuhan pengemudi untuk berputar-putar mencari penumpang, yang pada gilirannya mengurangi penggunaan bahan bakar dan emisi,” jelasnya.

Blue Bird juga berkomitmen untuk memberikan transparansi kepada pelanggan mengenai kontribusi mereka terhadap keberlanjutan. “Kami mengeluarkan laporan yang menunjukkan seberapa besar kontribusi pelanggan dalam mengurangi emisi dengan menggunakan kendaraan ramah lingkungan kami,” tambah Andrew.

Ia mencatat semakin banyak kendaraan ramah lingkungan yang tersedia di Indonesia, dan pergeseran teknologi dalam industri transportasi semakin terlihat. Sejak 2018-2019, Blue Bird telah mempelopori penggunaan kendaraan listrik, meskipun saat itu banyak orang yang masih bingung dengan konsep tersebut.

Kini, kendaraan listrik tidak hanya terbatas pada mobil pribadi, tetapi juga mulai merambah ke transportasi massal seperti bus. “Kami bahkan telah meluncurkan layanan Bus Rapid Transit (BRT) yang sepenuhnya menggunakan EV,” ungkapnya.

Andrew optimis bahwa kebutuhan akan transportasi massal berbasis listrik akan terus meningkat di berbagai kota. “Kami melihat bahwa regulasi terkait EV semakin mendukung implementasi, baik dari segi harga, ketersediaan kendaraan, hingga infrastruktur pengisian,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement