Senin 17 Feb 2025 13:32 WIB

Cina Segera Luncurkan Kapal Produksi Minyak dengan Teknologi Penyerapan Karbon

Dengan CSS, kapal tersebut memiliki kemampuan untuk menangkap karbon dioksida.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Aktivitas pengeboran migas (ilustrasi).
Foto: AP PHOTO
Aktivitas pengeboran migas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina dilaporkan telah merampungkan pembuaatan kapal Floating, Production, Storage, and Offloading (FPSO) dengan teknologi penyerapan dan penyimpanan karbon (CSS). FPSO merupakan kapal yang dirancang untuk memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan minyak dan gas dari ladang minyak lepas pantai.

Dikutip dari Xinhua, Senin (17/2/2025), surat kabar Science and Technology Daily melaporkan FPSO ini merupakan kapal produksi minyak pertama yang dilengkapi CSS di dunia. Kapal ini dilaporkan akan mulai beroperasi pada akhir Februari.

Xinhua melaporkan FPSO itu berukuran panjang 333 meter dan lebar 60 meter. Kapal tersebut memiliki kapasitas produksi minyak mentah harian sebesar 120.000 barel.

Dengan CSS, kapal tersebut memiliki kemampuan untuk menangkap karbon dioksida yang dihasilkan selama pelayaran dan proses produksi minyak. Selain itu, kapal tersebut memanfaatkan panas buangan dari gas buang untuk menghasilkan listrik, yang memenuhi tujuan perlindungan lingkungan dan penghematan energi.

Terobosan teknologi ini menandai langkah maju yang signifikan bagi Cina di bidang penangkapan karbon lepas pantai. "Menara tinggi yang anda lihat di sini sebenarnya menara pengumpul dan pembersih untuk menyerap karbon, pipa yang diberi tanda hijau adalah titik masuk gas buang, yang ditarik ke menara pembersih oleh kipas," kata manajer senior proyek Shanghai COSCO Shipping Heavy Industry Co Xu Xiohua seperti dikutip dari Bastille Post Global.

Xu menjelaskan, di dalam menara, ada penyerap yang menangkap hidrokarbon dari gas buang, sehingga menghasilkan udara buangan dengan emisi karbon yang jauh lebih rendah.

Pada tahun 2023, produksi minyak dan gas lepas pantai global mengeluarkan sekitar 38 juta ton CO2. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 50 juta ton pada tahun 2030 jika tidak ada upaya untuk mengendalikannya.

Teknologi CSS menawarkan potensi yang lebih besar untuk mengurangi emisi dalam operasi minyak dan gas lepas pantai, memberikan solusi baru untuk mencapai target karbon global dan tujuan nol-karbon. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement