REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perumda Air Minum (PAM) Jaya berupaya memperbanyak water purifier atau filter air di berbagai pusat keramaian. Hal itu dilakukan untuk memudahkan masyarakat untuk mengakses air minum.
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, teknologi water purifier memungkinkan masyarakat mengakses air minum langsung dari sumbernya tanpa perlu menggunakan air kemasan. Langkah itu diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah plastik.
"Harapannya dengan mudahnya akses air bersih dan siap minum ini akan mengurangi polusi sampah plastik sekali pakai," kata dia melalui keterangannya, Senin (17/2/2025).
Arief menambahkan, upaya ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG ke-6 tentang air bersih dan sanitasi layak. Program itu juga dilakukan untuk memenuhi SDG ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Ia menjelaskan, program water purifier dari PAM Jaya diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih berkualitas serta mengurangi ketergantungan pada air kemasan, sejalan dengan standar internasional. Pasalnya, water purifier merupakan salah satu inovasi yang diterapkan sebagai alternatif air minum tanpa kemasan plastik sekali pakai.
Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jakarta Lazarus Simon Ishak menyatakan dukungannya terhadap program water purifier. Menurut dia, keberadaan water purifier dapat lebih memudahkan masyarakat mengakses air minum.
Simon menyebut, saat ini sudah ada beberapa titik di Jakarta yang memiliki fasilitas water purifier. Namun, ia berharap, ke depannya fasilitas itu bisa diperbanyak di tempat-tempat umum seperti halte, taman, dan kawasan wisata.
"Di Ancol sudah ada, terutama di tempat hiburan dan rekreasi. Ke depan, fasilitas ini akan diperbanyak di tempat umum lainnya seperti halte dan tempat keramaian lainnya," kata Simon.
Ia juga mengingatkan PAM Jaya untuk melakukan sosialisasi yang lebih luas. Pasalnya, belakang terdapat insiden adanya fasilitas air minum justru dijadikan tempat sampah.
"Beberapa waktu lalu saya lihat di media sosial, ada fasilitas air minum yang malah dijadikan tempat sampah. Bekas makanan dan minuman ditumpuk di situ. Ini menunjukkan bahwa masih ada warga yang belum siap menerima fasilitas ini dengan baik," kata dia.