Senin 17 Feb 2025 20:00 WIB

PLN IP Bangun Pembangkit EBT 2,4 GWh Hingga 2035

PLN IP sedang menggaet investor untuk mengembangkan pembangkit EBT.

Teknisi membersihka panel surya pada instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kampus Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022). PLTS yang menggunakan sistem bersambung dengan jaringan listrik PLN atau disebut instalasi On Grid tersebut memanfaatkan 1.111 panel surya serta mampu memproduksi energi listrik rata rata per hari sebesar 2.250 kWh yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan listrik kampus ITN.
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Teknisi membersihka panel surya pada instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kampus Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022). PLTS yang menggunakan sistem bersambung dengan jaringan listrik PLN atau disebut instalasi On Grid tersebut memanfaatkan 1.111 panel surya serta mampu memproduksi energi listrik rata rata per hari sebesar 2.250 kWh yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan listrik kampus ITN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menargetkan pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) dengan kapasitas 2,4 gigawatt (GWh) secara bertahap hingga 2035. Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, pihaknya menggagas pengembangan EBT untuk mengakselerasi transisi energi di Tanah Air melalui dua megaproyek, yaitu Hijaunesia dan Hydronesia.

Menurut dia, PLN IP adalah perusahaan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara dengan total kapasitas pembangkit 21,5 GW, yang akan terus bertambah seiring pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT. "Pengembangan EBT merupakan sebuah keharusan sebagai bentuk komitmen kami dalam melaksanakan transisi energi untuk membantu pemerintah dalam mencapai net zero emission pada 2060," kata Edwin, Senin (17/2/2025).

Baca Juga

Edwin melanjutkan, PLN Indonesia Power memiliki dua proyek andalan pengembangan EBT, yaitu Hijaunesia dengan total kapasitas 1.055 MW yang terdiri atas 12 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan 1 pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

"PLN Indonesia Power akan mengembangkan pembangkit listrik EBT dengan kapasitas hingga 2,4 GWh hingga 2035, proyek ini didominasi PLTS," ujar Edwin.

Sedangkan, proyek Hydronesia ditargetkan memiliki total kapasitas 1.345 MW berupa pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang direncanakan rampung secara bertahap pada 2035.

"Hijaunesia Project dan Hydronesia Project ini tidak hanya pengembangan EBT semata, tetapi juga sebagai implementasi Subholding PLN Indonesia Power dalam aspek environmental, social, and governance (ESG)," kata Edwin.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga Bernadus Sudarmanta menambahkan, selain terus menjalankan proyek Hijaunesia dan Hydronesia, PLN Indonesia Power juga sedang menggaet investor untuk menjalankan proyek tersebut, yang di antaranya melalui Mandiri Investment Forum (MIF) 2025.

"Melalui forum itu, PLN Indonesia Power terus berupaya untuk menggaet investor global untuk mengakselerasi EBT di Indonesia," sebut Bernadus.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement