REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Komisi Eropa akan mengumumkan rencana aksi untuk mendorong permintaan kendaraan listrik di Uni Eropa dan menerapkan syarat komponen lokal dalam produksi baterai mobil. Komisi akan mengumumkan rencana aksi itu pada 5 Maret.
Rencana aksi ini bertujuan membantu memastikan produsen mobil Uni Eropa melalukan elektrifikasi armada mereka dan bersaing dengan produsen-produsen Cina dan Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan dokumen yang dilihat pada Ahad (2/3/2025), Komisi akan memberi usulan pada 27 negara anggota Uni Eropa dalam langkah-langkah yang dapat diambil untuk mempercepat elektrifikasi produsen mobil. Pangsa pasar mobil listrik di blok itu mencapai 60 persen penjualan mobil baru.
Komisi juga akan bekerja sama dengan negara-negara Uni Eropa untuk menilai cara terbaik memberi insentif pada pembelian mobil listrik dan opsi pendanaannya. Komisi juga mengusulkan kendaraan berat nol-emisi dibebaskan dari biaya jalan (pajak jalan, tol, dan biaya lingkungan).
Asosiasi produsen kendaraan Uni Eropa (ACEA) mengatakan penjualan mobil listrik pada 2024 turun 5,9 persen. Menurut ACEA, salah satu faktornya kurangnya infrastruktur pengisian daya.
Langkah Jerman mengakhiri subsidi dan kelangkaan kendaraan listrik murah turut berkontribusi menurunkan angka penjualan mobil listrik di Uni Eropa.
Dokumen Komisi Eropa mengakui industri otomotif Eropa berisiko kehilangan pangsa pasar teknologi kendaraan listrik dan menghadapi harga komponen terutama baterai yang lebih tinggi dari pesaingnya. Harga baterai mencakup sekitar 30 sampai 40 persen harga mobil listrik.
Dokumen itu juga menyebutkan Komisi akan meningkatkan syarat komponen lokal dalam sel baterai dan suku cadang kendaraan listrik lainnya yang dijual di Uni Eropa.
Eksekutif Uni Eropa itu juga mencari cara untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang memproduksi baterai kendaraan listrik di Uni Eropa, termasuk perusahaan asing. Komisi juga akan mempertimbangkan dukungan finansial bagi fasilitas daur ulang baterai.
Produsen-produsen mobil Uni Eropa yang mengalami penurunan permintaan dan kini terhantam tarif AS, mendesak Komisi meringankan denda yang dijatuhkan bila kendaraan mereka tidak memenuhi batas emisi. Peraturan ini akan diterapkan pada tahun 2025.
Dokumen Komisi Eropa tidak menyebutkan apakah mungkin akan menawarkan keringanan finansial. Kelompok lobi perusahaan otomotif Italia, ANFIA mendorong langkah yang lebih tegas dengan membatalkan seluruhnya peraturan tersebut.
Direktur kendaraan dan mobil-listrik, kelompok penelitian T&E mengatakan peraturan batas emisi merupakan masalah di depan mata dan target merupakan langkah utama untuk membantu Eropa mengejar ketertinggalan dari Cina dengan mendorong produsen untuk melakukan elektrifikasi.
"Daripada menciptakan ketidakpastian, rencana tersebut harus berpegang pada langkah-langkah yang menjanjikan untuk perusahaan melakukan elektrifikasi armadanya dan melokalisasi produksi baterai," katanya.