Rabu 05 Mar 2025 17:03 WIB

Dorong Permintaan Mobil Listrik, Komisi Eropa Cabut Keringanan Pajak Mobil Konvensional

Komisi Eropa ingin memastikan produsen mobil melakukan elektrifikasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Orang-orang berkumpul di sekitar SUV Jeep Avenger bertenaga listrik di Paris Car Show Senin, 17 Oktober 2022 di Paris.
Foto: AP/Michel Euler
Orang-orang berkumpul di sekitar SUV Jeep Avenger bertenaga listrik di Paris Car Show Senin, 17 Oktober 2022 di Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Komisi Eropa berupaya mendorong permintaan mobil listrik Eropa. Salah satu caranya dengan mencabut keringanan pajak mobil perusahaan yang berbahan bakar fosil.

Langkah ini tercantum dalam rancangan rencana aksi yang akan disampaikan Komisi Eropa. Rencana aksi ini disusun satu bulan setelah badan eksekutif Uni Eropa itu berdiskusi dengan perusahaan-perusahaan otomotif.

Komisi Eropa ingin memastikan produsen mobil Uni Eropa melakukan elektrifikasi pada mobil-mobil baru mereka dan dapat bersaing dengan produsen mobil listrik Cina dan Amerika Serikat.

Produsen-produsen otomotif Uni Eropa mengatakan mereka sudah merilis model-model baru, tapi permintaan tetap rendah. Berdasarkan data asosiasi industri otomotif Eropa, ACEA, pangsa pasar mobil listrik produsen Eropa di Eropa pada 2024 lalu hanya 13,6 persen. Tapi saat ini mulai naik menjadi 15 persen pada Januari 2025. Komisi Eropa mengatakan mobil perusahaan mencakup 60 persen mobil baru yang terdaftar di Uni Eropa. "Untuk memastikan permintaan kendaraan nol emisi pada armada perusahaan memadai, sangat penting menghilangkan subsidi bahan bakar fosil yang mengganggu," kata Komisi Eropa dalam dokumen rencana aksinya, Rabu (5/3/2025).

Dokumen itu juga menyatakan Komisi Eropa akan mengusulkan rancangan undang-undang untuk dekarbonisasi armada perusahaan pada akhir tahun ini. Hal tersebut sebagai salah satu langkah untuk mendorong elektrifikasi sektor transportasi.

Komisi Eropa juga akan memberikan rekomendasi pada pemerintah nasional, regional dan daerah mengenai langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik.

ACEA mengatakan rendahnya permintaan mobil listrik di Eropa disebabkan kurangnya infrastruktur pengisian daya. Hampir 60 persen stasiun pengisian daya di Eropa terpusat di tiga negara.

Kelangkaan mobil listrik yang terjangkau dan keputusan Jerman menghentikan subsidi pada kendaraan listrik juga berkontribusi terhadap rendahnya permintaan. Pada Desember 2023,  Kementerian Ekonomi dan Iklim (BMWK) Jerman mengumumkan subsidi mobil listrik hingga 4.500 euro tidak lagi dapat diajukan.

Kementerian mengatakan sejak dimulai pada 2016, program ini mensubsidi 2,1 juta kendaraan listrik, dengan total pembayaran mencapai sekitar 10 miliar euro.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement