REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan bahwa sebanyak 1.878 dari 2.748 Rukun Warga (RW) di Jakarta sudah memiliki bank sampah. Keberadaan bank sampah itu dapat mengurangi volume yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
"RW yang telah memiliki bank sampah baru sekitar 1.878, dengan total 2.287 bank sampah. RW yang belum memiliki bank sampah masih ada 870 lagi," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi, dari total 2.287 bank sampah yang sudah terbentuk, terdapat 1.435 bank sampah berstatus aktif dan 852 bank sampah yang berstatus tidak aktif.
"Jadi ada 37 persen dari total 100 persen bank sampah yang sudah ada tapi tidak aktif," kata Asep.
Asep mengatakan, bank sampah di tingkat RW menjadi salah satu yang masuk dalam program percepatan (quick wins) penanganan sampah DLH DKI. Setiap RW, kata dia, setidaknya memiliki satu bank sampah.
Karena itu, Pemprov DKI berupaya membentuk dan reaktivasi bank sampah. Salah satu yang dilakukan yakni melakukan pembentukan 870 bank sampah baru serta reaktivasi 852 bank sampah yang tidak aktif.
Adapun kegiatan pembentukan 870 bank sampah baru serta reaktivasi 852 bank sampah yang tidak aktif berlangsung secara simbolis di TPS 3R Semper, Jakarta Utara, pada Jumat.
Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno yang meresmikan pembentukan dan reaktivasi bank sampah tersebut mengatakan upaya ini merupakan bagian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat untuk mengurangi volume sampah dari rumah.
Dengan mengedepankan penguatan peran bank sampah, serta prinsip 3R (kurangi, pakai kembali dan daur ulang/reduce, reuse and recycle), Rano mendorong masyarakat agar lebih peduli dalam memilah dan mengelola sampah sebelum sampai ke TPA.