REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia dinilai memiliki potensi besar dalam sektor kehutanan dan pertanian untuk membangun sistem pangan yang berkelanjutan. Potensi ini menjadi landasan bagi proyek Food Systems, Land Use, and Restoration (Folur) yang didukung oleh Global Environment Facility (GEF).
“Mandat kami adalah menghasilkan manfaat lingkungan global. Kami mempromosikan prinsip ‘people and planet’, karena kami percaya kesejahteraan manusia sangat bergantung pada keberlanjutan planet ini,” kata Thematic Lead Food Systems and Land Use GEF Peter Umunay usai pembukaan Lokakarya Pembelajaran Nasional Proyek Folur Indonesia, Senin (16/6/2025).
Melalui proyek Folur, GEF menggandeng pemerintah, sektor swasta, hingga petani kecil untuk mereformasi praktik pertanian dan tata guna lahan dari hulu ke hilir. Proyek ini bertujuan meningkatkan produktivitas, menjaga keanekaragaman hayati, dan memastikan rantai pasok pangan memenuhi standar keberlanjutan global.
“Kami bekerja dari produksi yang dilakukan petani kecil, hingga ke konsumsi di kota besar maupun permintaan internasional. Kami ingin semua tahapan rantai pasok mempraktikkan prinsip berkelanjutan,” ujar Umunay.
Ia menyebut salah satu capaian penting proyek Folur di Indonesia adalah terciptanya policy coherence atau keselarasan kebijakan lintas kementerian. Proyek ini melibatkan Kemenko Perekonomian, Bappenas, Kementerian Pertanian, serta kementerian lain yang relevan.
“Keterlibatan banyak kementerian menunjukkan keseriusan pemerintah dalam bekerja bersama menuju tujuan keberlanjutan,” katanya.
GEF juga mendorong peran aktif sektor swasta untuk mendukung petani kecil sebagai tulang punggung produksi pangan nasional. Selain itu, pendekatan partisipatif dalam perencanaan tata guna lahan dinilai kunci keberhasilan implementasi di tingkat lokal.
Umunay mengatakan ia telah mengunjungi berbagai wilayah seperti Sorong, Sanggau, dan Kotawaringin untuk berdialog langsung dengan komunitas lokal.
“Mereka merasa dilibatkan dalam proses, dan sangat antusias dengan dukungan yang diberikan proyek ini, baik dari sisi ekonomi maupun keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Ia menegaskan proyek Folur bukan semata soal ketahanan pangan, tetapi juga perlindungan ekosistem dan pemberdayaan masyarakat. “Ini adalah solusi jangka panjang menghadapi perubahan iklim dan kerusakan alam,” katanya.