Selasa 22 Jul 2025 06:58 WIB

Karhutla Riau Memburuk, Pemerintah Kerahkan 120 Manggala Agni dan Lakukan OMC

Lahan gambut jadi titik rawan terbesar dalam kebakaran kali ini.

Seorang petani berusaha memadamkan api dengan ranting agar tidak merambat ke lahan kebunnya di  Kecamatan Dumai Timur, Dumai, Riau, Ahad (24/3/2024). Musim kemarau panjang yang melanda di daerah tersebut membuat kebakaran lahan semakin meluas dan kabut asap mulai menyelimuti daerah itu pada malam hari sementara pihak BPBD dan Manggala Agni terus berupaya memadamkan api di lokasi yang baru terbakar.
Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Seorang petani berusaha memadamkan api dengan ranting agar tidak merambat ke lahan kebunnya di Kecamatan Dumai Timur, Dumai, Riau, Ahad (24/3/2024). Musim kemarau panjang yang melanda di daerah tersebut membuat kebakaran lahan semakin meluas dan kabut asap mulai menyelimuti daerah itu pada malam hari sementara pihak BPBD dan Manggala Agni terus berupaya memadamkan api di lokasi yang baru terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Sulaiman Umar meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. Kementerian Kehutanan mencatat kondisi sebaran asap akibat karhutla dari pantauan Satelit Himawari BMKG, terdeteksi asap di wilayah Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

Dalam pernyataannya, Senin (21/7/2025) Kementerian Kehutanan mengatakan asap lintas batas yang terdeteksi pada Sabtu (19/7/2025) sudah membaik dan tidak terdeteksi lagi pada Ahad (20/7/2025). Kementerian menjelaskan karhutla di Riau di musim kemarau seperti saat ini berpotensi menimbulkan asap lintas batas karena arah angin dari tenggara atau barat daya bergerak menuju barat laut atau timur laut, di mana posisi geografis negara tetangga berada.

Baca Juga

Kementerian menambahkan sampai saat ini, Patroli Terpadu yang melibatkan personil Manggala Agni, TNI, kepolisian, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) dilaksanakan di sembilan posko desa yaitu di Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Indragiri Hilir, Kampar, Kepulauan Meranti, Pelalawan, dan Siak. Sementara Manggala Api menggelar patroli mandiri di 19 posko desa yaitu di Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, dan Kabupaten Indragiri Hilir.

Sulaiman mengatakan Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatalogi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta mitra swasta sudah menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Ia menegaskan OMC merupakan langkah penting dalam upaya mengurangi potensi kekeringan pada lahan gambut.

Dalam pernyataanya Kementerian Kehutanan mengatakan sampai dengan saat ini, dua tahap OMC sebanyak 14 sortie, dengan jumlah bahan yang disemai pada awan sebanyak 12.600 kg (NaCl). Selanjutnya OMC akan terus dilaksanakan selain di wilayah Riau, seperti di Sumsel, Jambi, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim.

Berdasarkan pantauan titik panas satelit Terra Aqua Nasa dari Sistem Pemantauan Karhutla Kementerian Kehutanan – SiPongi periode 1 Januari s.d. 20 Juli 2025, di wilayah Riau tercatat dengan titik panas tertinggi yaitu Kabupaten Rokan Hilir dengan 1.767 titik, Rokan Hulu 1.114 titik dan Dumai 333 titik.

Kementerian mengatakan secara keseluruhan total titik panas di wilayah Riau berjumlah 4.449 titik, dengan titik panas tertinggi terjadi pada bulan Juli sejumlah 3.031 titik. Dari perhitungan Kementerian Kehutanan, karhutla tahun 2025 di Provinsi Riau periode Januari sampai Mei 2025 membakar lahan seluas 751,08 hektar.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement