Rabu 27 Aug 2025 15:57 WIB

Danantara-GEM Teken HoA Proyek Nikel Rp23 Triliun di Indonesia

Fasilitas HPAL berkapasitas 66 ribu ton per tahun siap dibangun.

 Danantara Investment Management (DIM), menandatangani Pokok Perjanjian atau Head of Agreement (HoA) dengan GEM Limited. (ilustrasi)
Foto: BPMI Setpres
Danantara Investment Management (DIM), menandatangani Pokok Perjanjian atau Head of Agreement (HoA) dengan GEM Limited. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) melalui entitas investasinya, Danantara Investment Management (DIM), menandatangani Pokok Perjanjian atau Head of Agreement (HoA) dengan GEM Limited, perusahaan global asal Cina di bidang metalurgi hijau dan solusi ekonomi sirkular.

Perjanjian tersebut menetapkan kerangka kerja untuk potensi investasi bersama dalam pembangunan fasilitas peleburan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan rencana kapasitas 66 ribu ton nikel dalam endapan hidroksida campuran per tahun. Proyek ini diperkirakan bernilai 1,42 miliar dolar AS atau setara Rp23,11 triliun (kurs Rp16.277 per dolar AS).

Baca Juga

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan kemitraan dengan GEM Limited merupakan tonggak penting dalam misi Danantara untuk mengkatalisasi investasi strategis yang mempercepat transformasi sosial-ekonomi Indonesia.

“Dengan bekerja sama dengan pelopor global dalam metalurgi hijau, kita dapat memajukan agenda hilirisasi nasional sekaligus memastikan keberlanjutan dan inovasi tetap menjadi prioritas utama,” ujar Rosan dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Ia menambahkan, integrasi penelitian dan pengembangan, energi hijau, serta daur ulang siklus tertutup mencerminkan jenis proyek berdampak tinggi yang akan menciptakan nilai jangka panjang bagi Indonesia dan mitra investasi.

Proyek yang diproyeksikan senilai Rp23,11 triliun itu juga diharapkan melibatkan kolaborasi dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dengan potensi partisipasi mitra global lainnya.

GEM Limited dikenal luas atas komitmennya terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Perusahaan ini telah menginvestasikan 30 juta dolar AS untuk mendirikan laboratorium penelitian metalurgi mutakhir bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), yang bertujuan memperkuat peran Indonesia sebagai pusat riset dan pengembangan.

Dalam lima tahun ke depan, inisiatif di Indonesia Green Industrial Park (IGIP) ditargetkan menciptakan hingga 80 ribu lapangan kerja baru yang memberi manfaat ekonomi luas.

Didirikan pada 2001 di Shenzhen, Cina, GEM Limited merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Shenzhen dan Bursa Efek Swiss dengan lebih dari 11 ribu karyawan yang tersebar di Cina, Afrika Selatan, Korea, dan Indonesia.

Sebagai pelopor global dalam pertambangan dan daur ulang perkotaan, GEM memproses lebih dari 10 persen baterai kendaraan listrik (EV) dan limbah elektronik akhir masa pakai di Cina setiap tahun, serta memulihkan lebih dari 20 mineral penting, termasuk kobalt, nikel, dan litium.

Diakui oleh World Economic Forum (WEF) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas kepemimpinannya dalam ekonomi sirkular, GEM Limited kini menjadi acuan global di industri metalurgi hijau yang menggabungkan skala, inovasi, dan keberlanjutan.

Di Indonesia, GEM telah berinvestasi dalam material energi baru berbasis nikel, termasuk kawasan industri nikel berteknologi tinggi, laboratorium inovasi bersama universitas, serta program beasiswa yang melahirkan lulusan magister dan doktoral di bidang metalurgi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement