Kamis 28 Aug 2025 15:37 WIB

Pemerintah Pastikan Proyek Masela Terapkan CCS–CCUS untuk Jaga Lingkungan

Blok Masela siap masuk tahap FEED, ditargetkan berproduksi pada 2029.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Wakil Menteri ESDM RI, Yuliot.
Foto: Pertamina
Wakil Menteri ESDM RI, Yuliot.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah berkomitmen memastikan proyek pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela, Maluku, sesuai standar keamanan lingkungan. Salah satunya melalui penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon, yakni Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS).

Pernyataan ini disampaikan Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, dalam acara peresmian fase Front-End Engineering Design (FEED) Proyek LNG Abadi, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (28/8/2025). Menurutnya, komitmen tersebut menunjukkan Indonesia bisa memanfaatkan potensi sumber daya alam dengan tetap berpegang pada prinsip good governance serta bertanggung jawab terhadap lingkungan, sejalan dengan misi menuju net zero emission.

Baca Juga

“Saya mengajak seluruh mitra untuk menjadikan acara ini sebagai momentum percepatan pelaksanaan proyek agar Lapangan Gas Abadi ini dapat berproduksi di tahun 2029 demi ketahanan energi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” kata Yuliot.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, menambahkan pemerintah menjamin semua perizinan proyek pengembangan Lapangan Abadi Masela selesai pada tahun ini. Ia menerangkan, tim terpadu akan menuntaskan pengujian dan penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada September 2025.

“Sekarang sedang berjalan, jadi kita anggap segala perizinan sesuai arahan Bapak Menteri sudah selesai. Dengan begitu, proses tender bisa berjalan paralel dan FEED diharapkan selesai pada akhir tahun ini. Sehingga, FID (Final Investment Decision) yang kita harapkan dapat ditandatangani pada awal tahun depan,” ujar Djoko.

INPEX Corporation melalui anak usahanya, INPEX Masela Ltd., resmi memulai tahap FEED untuk Proyek LNG Abadi di Blok Masela. FEED menandai dimulainya tahap detail perancangan proyek setelah penunjukan kontraktor untuk empat paket utama, yakni Subsea Umbilicals, Risers and Flowlines (SURF), Gas Export Pipeline (GEP), Floating Production Storage and Offloading (FPSO), dan Onshore Liquefied Natural Gas (OLNG) Plant.

Lapangan Gas Abadi memiliki cadangan sekitar 18,54 TCF. Setelah beroperasi penuh, kapasitas produksi diproyeksikan mencapai 9,5 MTPA LNG, 150 MMSCFD gas pipa, dan sekitar 35.000 barel kondensat per hari. “Dengan cadangan sebesar ini, Proyek Abadi akan memperkuat ketahanan energi nasional dan menciptakan multiplier effect yang signifikan bagi perekonomian nasional maupun daerah,” kata Djoko.

Presiden dan CEO INPEX Corporation, Takayuki Ueda, menyatakan pihaknya antusias memasuki tahap FEED. Menurutnya, proyek ini akan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia dan menciptakan lapangan kerja selama 30 tahun. “Serta menjadi proyek LNG pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sejak awal,” kata Takayuki.

INPEX mempercepat kegiatan pemasaran dan pembiayaan untuk menuju FID. Perusahaan juga menjalin kerja sama dengan lembaga keuangan internasional serta memperkuat keterlibatan dengan masyarakat lokal melalui pelatihan vokasi guna mendukung kebutuhan tenaga kerja.

INPEX menegaskan proyek ini sejalan dengan strategi INPEX Vision 2035, yang menargetkan ekspansi bisnis gas alam dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Proyek ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memperkuat ketahanan energi di Indonesia, Jepang, dan negara Asia lainnya, serta menyediakan pasokan energi bersih yang stabil dalam jangka panjang.

Hal ini didukung oleh karakteristik Lapangan Gas Abadi yang unggul dan cadangan yang melimpah, sehingga memungkinkan pengembangan secara efisien, termasuk penerapan CCS. INPEX berkomitmen memperkuat bisnisnya di Indonesia dan akan terus aktif mendukung upaya tersebut.

Pemerintah menegaskan proyek ini bukan proyek migas biasa. Lebih dari itu, proyek ini menjadi pilar ketahanan energi serta motor penggerak pembangunan nasional dan daerah. Sebagai contoh, proyek ini bisa menyerap lebih dari 12 ribu tenaga kerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement