REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Prancis mendorong agar target iklim 2040 Uni Eropa dibahas di tingkat kepala negara, bukan hanya menteri atau diplomat. Langkah ini mencerminkan keseriusan isu terkait iklim, tetapi berpotensi menunda tercapainya kesepakatan final.
Saat ini Uni Eropa tengah menegosiasikan target iklim 2040 yang mengikat secara hukum. Para menteri negara anggota dijadwalkan bertemu 18 September untuk mencoba mencapai kesepakatan, namun Prancis meragukan target itu siap disepakati bulan ini.
Dua diplomat Uni Eropa yang enggan disebutkan namanya mengatakan Prancis menilai pembahasan harus dinaikkan ke level pemimpin. Jika benar terjadi, perundingan akan lebih sulit karena keputusan di tingkat kepala negara harus diambil dengan suara bulat.
Konteks politik domestik menambah rumit posisi Prancis. Pemerintah di Paris menghadapi krisis serius dengan ancaman jatuh jika kalah dalam mosi tidak percaya minggu depan.
Uni Eropa sendiri harus mengirimkan rencana iklim 2035 ke PBB pada pertengahan September, sementara pertemuan para pemimpin baru dijadwalkan Oktober. Komisi Eropa mengusulkan pemotongan emisi 90 persen pada 2040 dibanding tingkat 1990 untuk memastikan jalur menuju nol emisi 2050.
Namun, sejumlah negara masih keberatan. Ceko dan Polandia menilai target 2040 terlalu berat, sementara Spanyol dan Denmark menolak usulan menunda target 2040 karena dianggap bisa memperlemah komitmen 2035.
Negosiasi juga terpecah pada isu fleksibilitas bagi industri dalam negeri. Proposal awal memberi ruang terbatas, tetapi kini perdebatan berkembang apakah kelonggaran itu perlu diperluas.