REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pada perhelatan Singapore International Energy Week 2025 (SIEW 2025), negara negara ASEAN agresif membahas peluang pembangunan energi berbasis nuklir. Indonesia pun tak menutup diri atas peluang ini.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia mulai menyiapkan Small Modular Reactors (SMR) atau reaktor modular kecil sebagai bagian dari peta jalan transisi energi nasional.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Menurutnya, karakteristik kepulauan Indonesia membuat SMR menjadi solusi ideal untuk wilayah timur yang sulit dijangkau oleh sistem listrik konvensional.
“Karena Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau, kita memerlukan reaktor modular kecil yang bisa ditempatkan di kawasan timur,” jelasnya, Rabu (29/10/2025).
Pada kesempatan yang sama, Deputy Director General International Atomic Energy Agency (IAEA), Karine Herviou menjelaskan saat ini permintaan global atas SMR meningkat. Reaktor nuklir berkapasitas di bawah 300 MW ini dinilai aman, fleksibel, dan sesuai untuk mendukung transisi energi bersih.
“Berbagai inisiatif ini memastikan reaktor modular kecil dikembangkan secara aman, terlindungi, dan konsisten di seluruh dunia,” ujarnya dalam forum ASEAN-US Forum.
Karine menjelaskan, SMR tidak hanya berfungsi untuk pembangkitan listrik, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk produksi air bersih, hidrogen, serta berbagai aplikasi industri non-listrik.
“Kami ingin memastikan teknologi SMR berkembang secara bertanggung jawab, dengan mengedepankan keselamatan, keamanan, dan tata kelola yang baik,” kata Karine.