Rabu 03 Sep 2025 14:34 WIB

Indonesia Dorong Surya, Investasi Energi Terbarukan Global Cetak Rekor

Semakin banyak negara yang memprioritaskan energi bersih.

Rep: Lintar Satria / Red: Friska Yolandha
Tampilan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Lipang berkapasitas 13 kilowatt peak (MWp) yang terletak di Kecamatan Kendahe, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Pembangkit PLN ini menjadi salah satu yang PLTS yang diresmikan oleh Presiden Prabowo pada Kamis (28/6).
Foto: Dok PLN
Tampilan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Lipang berkapasitas 13 kilowatt peak (MWp) yang terletak di Kecamatan Kendahe, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Pembangkit PLN ini menjadi salah satu yang PLTS yang diresmikan oleh Presiden Prabowo pada Kamis (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia mulai menempatkan energi surya sebagai strategi penting untuk penurunan emisi dan pemenuhan kebutuhan energi di tingkat nasional, daerah, maupun industri. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) periode 2025-2034, ditargetkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mencapai 17,1 gigawatt. Presiden Prabowo Subianto juga meluncurkan program ambisius 100 GW PLTS yang akan dikembangkan secara tersebar di desa-desa.

Dorongan Indonesia terhadap energi surya sejalan dengan tren global. Dikutip dari situs World Economic Forum, Rabu (3/9/2025) investasi untuk pengembangan energi terbarukan mencapai rekor tertinggi 386 miliar dolar AS pada paruh pertama 2025. Data BloombergNEF menunjukkan lonjakan ini didorong proyek tenaga surya skala kecil dan pembangkit angin lepas pantai.

Baca Juga

Di Eropa, Polandia berencana meningkatkan kapasitas tenaga angin meski Presiden menolak undang-undang yang mempermudah pembangunan turbin angin darat. Perdana Menteri Donald Tusk menegaskan pemerintah akan “secara radikal” menambah kapasitas angin darat karena merupakan sumber listrik termurah.

Dari Afrika, Nigeria mencatat kemajuan signifikan dalam keamanan energi. Perusahaan minyak nasional NNPC melaporkan pencurian pipa hampir dihapuskan, dengan penerimaan dari jalur pipa kini mendekati 100 persen, naik dari hanya 30 persen tiga tahun lalu. Regulator minyak nasional memperkirakan produksi minyak Nigeria dapat menembus 2,5 juta barel per hari tahun depan, didorong keamanan yang lebih baik dan percepatan persetujuan proyek baru.

Di Inggris, lonjakan kebutuhan energi akibat kecerdasan buatan (AI) memunculkan tantangan baru. Surat kabar Inggris, Financial Times melaporkan lima proyek pusat data besar di selatan negara itu menjajaki opsi menghubungkan fasilitas mereka langsung ke pipa gas utama.

Sementara itu, penelitian terbaru dari Colorado School of Mines menyebut limbah pertambangan di Amerika Serikat berpotensi memenuhi sebagian besar kebutuhan mineral kritis negara itu. Limbah dari 54 tambang aktif diperkirakan mengandung mineral penting yang dibutuhkan sektor industri.

Di Irak, Menteri Listrik melaporkan kapasitas listrik negara tersebut telah mencapai 28.000 megawatt, naik dari 19.000 MW pada 2022. Meski demikian, kekurangan pasokan tetap menjadi persoalan tahunan, terutama pada musim panas ketika permintaan melonjak.

Swedia juga memperluas kapasitas energi nuklir. Perusahaan listrik milik negara Vattenfall menunjuk GE Vernova dan Rolls-Royce untuk membangun reaktor modular kecil. Proyek ini akan menjadi pembangunan nuklir pertama dalam beberapa dekade, seiring prediksi kebutuhan listrik yang akan naik 150 persen pada 2045.

Dari China, ekspor panel surya ke Afrika melonjak 60 persen menjadi 15 GW dalam setahun terakhir. Sebanyak 20 negara Afrika mencatat rekor baru impor energi surya, dengan Nigeria menyalip Mesir sebagai importir terbesar kedua dengan 1,7 GW, sementara Aljazair berada di posisi ketiga.

Pergeseran ini menunjukkan semakin banyak negara yang memprioritaskan energi bersih. Bagi Indonesia, investasi besar dalam PLTS tidak hanya memperkuat ketahanan energi dan mendukung target emisi, tetapi juga menempatkan negara dalam arus utama transisi energi global yang tengah berlangsung cepat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement