REPUBLIKA.CO.ID, BELEM — Indonesia dan Kanada sepakat memperkuat kerja sama di bidang perdagangan karbon serta pengembangan skema kredit keanekaragaman hayati. Kesepakatan ini dibahas dalam pertemuan bilateral antara Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan Menteri Lingkungan Hidup dan Iklim Kanada Julie Dabrusin di sela COP30 Brasil.
“Menteri Lingkungan Hidup dan Iklim Kanada menyatakan ingin melakukan kerja sama dalam rangka penguatan carbon free. Jadi Indonesia dianggap leading oleh teman-teman Eropa,” kata Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Kamis (13/11/2025) waktu setempat.
Kanada juga mengajak Indonesia mengembangkan skema unit karbon masing-masing. Hanif menilai ajakan ini menunjukkan pengakuan negara lain terhadap upaya Indonesia membangun pasar karbon dan memperkuat kredibilitas skema kredit karbon nasional.
“Tentu ini menjadi sinyal baik bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah mendapat pengakuan dan penguatan pengakuan dari berbagai negara dalam upaya membangun skema karbon kredit,” ujarnya.
Selain perdagangan karbon, kedua negara memulai inisiatif bersama untuk mengembangkan biodiversity credit guna mendorong nilai ekonomi dari keanekaragaman hayati. Kanada, dengan wilayah daratan yang sangat luas dan biodiversitas tinggi, dinilai memiliki potensi besar dalam skema ini.
“Kanada dengan negara yang cukup besar. Luas daratannya hampir empat kali lebih dari negara kita, tentu biodiversitasnya juga tidak kalah menarik dengan di Indonesia.”