Selasa 18 Nov 2025 08:18 WIB

Banjir dan Longsor Menewaskan Puluhan Orang di Asia Tenggara

BNPB mencatat jumlah korban meningkat seiring kondisi cuaca yang kian tidak stabil.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban longsor menggunakan ekskavator pada hari keempat operasi pencarian di Desa Cibeunying, Majenang, CIlacap, Ahad (16/11/2025). Petugas menambah jumlah ekskavator dari 10 unit menjadi 21 unit pada hari keempat, untuk mempercepat proses pencarian korban akibat terkendala faktor cuaca dan ketebalan material longsor yang mencapai kedalaman lebih dari 10 meter.
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban longsor menggunakan ekskavator pada hari keempat operasi pencarian di Desa Cibeunying, Majenang, CIlacap, Ahad (16/11/2025). Petugas menambah jumlah ekskavator dari 10 unit menjadi 21 unit pada hari keempat, untuk mempercepat proses pencarian korban akibat terkendala faktor cuaca dan ketebalan material longsor yang mencapai kedalaman lebih dari 10 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban tewas dalam longsor yang dipicu hujan lebat di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis (13/11/2025) lalu bertambah menjadi 16 orang, setelah tim search and rescue (SAR) menemukan dan mengevakuasi tiga jenazah pada Senin (17/11/2025).

Dalam pernyataannya, BNPB mengatakan hingga hari kelima pascalongsor di Majenang terdapat tujuh orang yang masih dinyatakan hilang. BNPB menambahkan, tim SAR menambah dua unit alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Cilacap dan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan pencarian.

Baca Juga

Sementara itu, jumlah warga yang mengungsi tercatat 106 orang dengan rincian 56 orang di Balai Desa Cibeunying dan 50 orang di MTs SS Cibeunying. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap mencatat terdapat 16 rumah rusak berat, dengan rincian delapan rumah di Dusun Cibuyut dan delapan rumah di Dusun Tarukahan.

Sementara 16 rumah lainnya terancam gerakan tanah. BNPB juga mencatat cuaca ekstrem seperti puting beliung dan banjir terjadi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur; Kota Tegal, Jawa Tengah; Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah; dan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Hujan deras disertai angin kencang menghantam Kecamatan Bungah, khususnya Desa Meliang, di Gresik, Jawa Timur, pada Ahad (16/11/2025) siang. Sebanyak 62 rumah dan satu fasilitas pendidikan rusak.

Sementara itu, meningkatnya permukaan air laut, minimnya daerah resapan, dan ketiadaan struktur penahan gelombang memicu banjir rob di Kota Tegal pada Sabtu (15/11/2025) lalu. Pada hari yang sama, banjir juga melanda Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, setelah hujan deras mengguyur Desa Baturata, Kecamatan Paleleh.

Hujan berintensitas tinggi juga memicu banjir di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Cuaca ekstrem yang memakan banyak korban jiwa tidak hanya terjadi di Indonesia.

Di Vietnam, enam orang tewas dan 19 orang terluka setelah tanah longsor mengubur sebuah bus penumpang di jalur pegunungan yang berbahaya. Dikutip dari Aljazirah, bus yang membawa 32 orang itu sedang dalam perjalanan dari Da Lat ke Nha Trang ketika insiden terjadi.

Tanah longsor di Jalur Khanh Le, yang dipicu hujan lebat, menghancurkan bagian depan bus dan menjebak banyak penumpang. Petugas penyelamat berjuang selama berjam-jam untuk mencapai lokasi karena hujan deras juga menyebabkan longsor di kedua sisi jalur tersebut, sehingga akses terputus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement