REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Keramasan di Kecamatan Kertapati, Palembang, mencatat progres 66,60 persen. Pemerintah Kota Palembang menyatakan proyek yang dikerjakan bersama PT Indo Green Power ini menjadi langkah strategis untuk mengurangi timbulan sampah harian dan memperluas pemanfaatan energi terbarukan.
Wali Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan, fasilitas tersebut berpotensi menekan produksi sampah kota yang mencapai sekitar 1.500 ton per hari. Ia menyebut data Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) menunjukkan bahwa sampah rumah tangga dan plastik mendominasi timbulan di setiap kecamatan sehingga konversi sampah menjadi listrik dapat menjadi solusi jangka panjang.
Ia menegaskan pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebagai jalur transmisi listrik dari PLTSa ke jaringan PLN harus menjadi prioritas. “SUTT ke jaringan PLN ini menjadi komponen yang sangat vital. Maka dari itu, pengadaan tanah berskala kecil untuk tiang-tiang SUTT harus diselesaikan cepat, transparan dan adil sesuai peraturan perundang-undangan,” ujarnya, Sabtu (22/11/2025).
Ratu Dewa menyampaikan Pemkot Palembang mendukung penuh pelaksanaan proyek ini karena kualitas dan jadwal pekerjaan sejauh ini berjalan sesuai rencana.
“Proyek ini bukan hanya tentang listrik, tetapi juga tentang kesehatan lingkungan dan citra Palembang ke depan,” katanya.
Pembangunan PLTSa Keramasan ditargetkan rampung pada akhir 2026. Pemerintah kota optimistis fasilitas tersebut dapat segera beroperasi dan menyalurkan energi bersih kepada masyarakat setelah konstruksi selesai.