Senin 01 Dec 2025 14:47 WIB

BMKG: Peringatan Siklon Senyar Sudah Diberikan Sejak Delapan Hari Sebelum Bencana

Anomali atmosfer membuat siklon kategori rendah memicu banjir besar di Sumatra.

Foto udara dampak banjir bandang yang melanda pemukiman penduduk di Jalan Murai, Sibolga, Sumatera Utara, Ahad (30/11/2025). Berdasarkan data dari Polda Sumatera Utara jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sibolga hingga Ahad (30/11) pukul 09:00 WIB sebanyak 32 jiwa dan 65 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Irsal
Foto udara dampak banjir bandang yang melanda pemukiman penduduk di Jalan Murai, Sibolga, Sumatera Utara, Ahad (30/11/2025). Berdasarkan data dari Polda Sumatera Utara jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sibolga hingga Ahad (30/11) pukul 09:00 WIB sebanyak 32 jiwa dan 65 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.

REPUBLIKA.CO.ID, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini Siklon Tropis Senyar sudah dilakukan delapan hari sebelumnya. Siklon inj merupakan yang menjadi salah satu penyebab banjir dan tanah longsor di sebagian besar wilayah Sumatera.

“Siklon Tropis Senyar itu sudah bisa kita prediksi sekitar delapan hari sebelum proses pembentukan siklon. Jadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, Kepala Balai Besar BMKG Wilayah I sudah memberikan warning (peringatan) delapan hari sebelumnya, diulang lagi empat hari sebelumnya, dan dua hari sebelumnya,” kata Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, dalam rapat bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta, Senin (1/12/2025).

Baca Juga

Teuku menegaskan peringatan dini tersebut dapat segera direspons oleh kepala daerah agar dapat menyampaikan langsung kepada jajaran untuk bergerak dan mengingatkan masyarakat agar waspada.

Ia juga menjelaskan Indonesia sebenarnya bukan daerah rawan siklon. Namun, terjadi anomali atmosfer pada kasus yang terjadi di wilayah Sumatra, sehingga Siklon Senyar di Selat Malaka menyebabkan hujan lebat dan bencana besar di Aceh, Sumatera Utara, sampai Sumatera Barat.

Anomali atmosfer, cuaca, seruakan dingin, dan berbagai faktor lainnya menyebabkan Siklon Senyar muncul di Selat Malaka. Pada saat yang sama, suhu yang sangat hangat memicu pembentukan awan hujan cukup banyak. Oleh karena itu, meskipun Siklon Senyar berkategori rendah (1–5), tetap dapat menimbulkan bencana besar.

“Siklon Senyar itu bertabrakan dengan Siklon Koto yang menyebabkan hujan lebat terjebak di antara dataran Sumatra dan Semenanjung Malaysia, sehingga berputar-putar lebih dari dua hingga tiga hari. Di Pos Langsa (Aceh), tercatat curah hujan 380 mm, itu hujan satu bulan dijatuhkan dalam satu hari. Jadi bisa kita bayangkan dahsyatnya bencana akibat Siklon Senyar,” ucap Teuku.

Ia mengingatkan Indonesia harus segera melakukan mitigasi terhadap siklon tropis yang mulai berulang kali melanda beberapa wilayah. Teuku menambahkan mulai muncul bibit siklon yang berkembang menjadi dewasa menjadi siklon tropis, meskipun hal tersebut tidak lazim terjadi di ekuator.

“Kita harus bersiap-siap bahwa Indonesia tidak lagi menjadi negara yang aman terhadap siklon tropis. Sejak beberapa tahun terakhir, BMKG sudah membentuk pusat peringatan siklon tropis (tropical cyclone warning centre), karena bagaimanapun kita harus waspada dengan ini,” tuturnya.

Saat ini, BMKG juga tengah melakukan operasi modifikasi cuaca di tiga posko wilayah Sumatra untuk mengurangi potensi hujan saat penyaluran bantuan bagi korban banjir di Aceh, Sumatera Barat, hingga Sumatera Utara.

Operasi modifikasi cuaca tersebut masih akan berlangsung hingga Rabu (3/12) mendatang, yang dipusatkan di Posko Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda (Aceh), Posko Kualanamu (Medan), dan Posko Bandara Internasional Minangkabau (Padang).

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement