Rabu 17 Apr 2024 21:21 WIB

Kota Semarang Teruskan Proyek Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Kota Semarang gandeng USAID dalam mengelola sampah berkelanjutan.

Pekerja menggunakan alat berat saat menangani sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Pekerja menggunakan alat berat saat menangani sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berkomitmen meneruskan upaya pengelolaan sampah secara berkelanjutan yang selama ini terjalin kerja samanya dengan United States Agency International Development (USAID).

"Bisa terus berlanjut karena saya menyampaikan ini kan sebenarnya masih 'pilot project' di enam kecamatan," katanya, saat penutupan program Cleaner Cities, Blue Ocean (CCBO) dari USAID di Semarang, Rabu (17/4/2024).

Baca Juga

Meski program tersebut sudah rampung, Ita, sapaan akrab Hevearita, meminta kepada seluruh kepada semua pihak terkait untuk terus menjaga kelestarian lingkungan dan laut.

"Saya bilang namanya (pengelolaan, red ) sampah jangan enam kecamatan saja, bisa diadakan pelatihan sehingga di semua kecamatan ini bersamaan bisa jalan," katanya.

Apalagi, kata dia, Kota Semarang dipilih menjadi satu di antara tiga daerah percontohan pengelolaan sampah dari USAID, selain Ambon dan Makassar.

Selain memberdayakan masyarakat, ia juga bakal mendukung proses-proses sampah didaur ulang, seperti Rebricks Indonesia yang dari Jakarta ke Semarang mengolah sampah menjadi bahan bangunan.

Ia juga menyarankan USAID bisa turut mengawasi penanganan sampah tidak hanya di Kota Semarang, tetapi juga di daerah sekitarnya.

"Sampah di Kota Semarang tidak bisa bicara hanya kota saja, tapi juga 'hinterland'. Karena sampah ada yang datang dari hulu, utamanya lewat sungai," katanya.

Direktur USAID Indonesia Jeffery Cohen mengakui jika sampah memang menjadi persoalan bersama sehingga mengharapkan semua pihak bisa menjaga dan mengatasi permasalahan sampah.

Ia mengatakan satu tantangan global dalam beberapa tahun terakhir adalah polusi dan sampah plastik yang mengancam masyarakat dan ekosistem di dunia, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat.

Tantangan sampah plastik di laut, katanya, bersifat global tetapi solusi seringkali dilakukan secara lokal, terutama karena manajemen sampah seringkali di bawah pemerintah.

Karena itu, USAID bermitra dengan banyak kota membangun masyarakat yang tangguh untuk menangani sampah. Kegiatan itu juga dihadiri oleh Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste Rut Krüger Giverin, serta Koordinator Air Minum dan Sanitasi Kementerian Perencanaan Perumahan dan Kawasan Permukiman Bappenas Nur Aisyah Nasution.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement