REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) menyatakan komitmennya untuk terus berkarya dan menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdedikasi dalam mewujudkan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan. Bersama dengan dengan pemangku kepentingan, SIL UI juga berkolaborasi dan bersinergi dalam mengupayakan lingkungan yang lestari di tengah dinamika krisis dan isu lingkungan yang terus berlangsung.
"Delapan tahun memang usia yang sangat muda sebagai sebuah sekolah, namun saya percaya perjalan panjang dan jumlah alumni yang tersebar di seluruh Indonesia akan menjadi modal bagi SIL UI untuk menjadikan lingkungan menjadi lebih baik melalui kolaborasi dan sinergi untuk menghasilkan Indonesia yang berkelanjutan" ujar Direktur SIL UI Tri Edhi Budhi Soesilo pada kegiatan puncak perayaan Dies Natalis ke-8 SIL UI akhir pekan lalu, berdasarkan siaran pers, Selasa (30/7/2024).
Budhi mengatakan, SIL UI berdiri pada 1 Juli 2016 setelah sebelumnya Program Studi Ilmu Lingkungan bergabung dalam Program Pascasarjana Universitas Indonesia sejak 1982. Peningkatan status program studi mejadi SIL dilakukan pada masa Rektor UI Prof Muhammad Anies. “SIL adalah Sekolah pertama yang berdiri di UI yang setara dengan Fakultas lain di UI,” ujar Budhi.
Ketua Komite SIL UI Haryoto Kusnoputranto menambahkan bahwa SIL selalu berkomitmen menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdedikasi yang perlu dievaluasi oleh komite pengawas. "Komite Sekolah bertugas memberikan masukan pada Rektor mengenai kinerja Pimpinan Sekolah,” ujarnya.
Dies Natalis ke-8 SIL UI diisi dengan serangkaian acara, termasuk Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional, Enviromental Talk dengan tema “Kolaborasi dan Sinergi Stakeholders untuk Memaksimalkan Kearifan Lokal dan Komitmen Keberlanjutan di Indonesia", Podcast dengan tema: “Peran Digital dan Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan", dan Fun Games.
Ada juga kegiatan anugerah dan penghargaan bagi segenap civitas akademika yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan dan keberlanjutan khususnya menekankan pada kolaborasi stakeholders di bidang lingkungan.
“Program studi ilmu lingkungan sudah melewati sejarah panjang. Dengan cara ini, diharapkan kebermanfaatan yang sudah dihasilkan civitas akademik SIL UI dapat dijangkau semakin luas dan menjadi platform bagi stakeholders untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide dalam menghadapi tantangan lingkungan,” ujar Wezia Berkademi, Ketua Panitia Dies Natalis ke-8 SIL UI.
Wezia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan banyak pihak atas pelaksanaan Dies Natalis ke-8 SIL UI, antara lain BPH Migas, Grup Asia Pacific Resources International Limited (APRIL), PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Elnusa, Pertamina New & Renewable Energy, dan Harita Nickel.
Plt Direktur Administrasi, Data, dan Produk Riset dan Inovasi UI, Sumint,o mengatakan peran dari SIL UI semakin penting dalam mendukung kualitas pendidikan, terkhusus dalam menghadapi isu perubahan lingkungan. Apalagi pengelolaan lingkungan pada dasarnya identik dengan pengelolaan aktivitas manusia.
"Keberadaan SIL telah menjadi kekuatan dalam mendorong peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat menjadi pilar dalam mewujudkan ekosistem yang menunjukkan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan,” katanya.
Emil Salim, salah seorang pendiri dari SIL UI, dalam pernyataan melalui video di hadapan audiens, mengatakan kompleksitas dan komprehensifitas kurikulum yang diajarkan di dalam SIL UI menghadapi tantangan perubahan global termasuk isu-isu lingkungan yang kompleks. Interlinkage antara ilmu mikro dan ilmu makro menjadi bobot dari pelajaran di SIL UI.
"Perubahan kondisi lingkungan global yang awalnya berlaku pada era 1950-an 1960-an dan 1970-an sudah tidak berlaku dalam tahun selanjutnya, maka sifat pendidikan yang kita berikan pada SIL pada jenjang postgraduate adalah cara berpikir dinamis,” ujarnya.