REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Energi Amerika Serikat (AS) menyatakan lapangan kerja di industri energi bersih di negeri Paman Sam pada tahun 2023 tumbuh dua kali lipat dibanding lapangan kerja di bidang lain. Selain itu, untuk pertama kalinya pembentukan serikat energi bersih melampaui industri energi lainnya.
Dalam Laporan Energi dan Lapangan Pekerjaan AS, Rabu (28/8/2024), Departemen Energi mengatakan lapangan kerja di energi bersih yang mencakup pembangkit listrik tenaga surya, angin, nuklir dan baterai penyimpan pada tahun 2023 bertambah 142 ribu pekerjaan atau tumbuh 4,2 persen. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2022 yang sebanyak 3,9 persen.
Laporan itu mengungkapkan jumlah lapangan kerja energi bersih pada tahun 2023 tumbuh di atas rata-rata lapangan kerja AS lainnya yang sebesar 2 persen. Secara keseluruhan lapangan pekerjaan sektor energi bertambah 250 ribu sekitar 56 persennya merupakan pekerjaan di energi bersih.
Departemen Energi AS mengungkapkan tingkat serikat kerja energi bersih mencapai 12,4 persen, lebih tinggi dari industri energi keseluruhan sebanyak 11 persen. Hal ini didorong pertumbuhan pembangunan dan industri utilitas dan setelah diloloskannya Undang-Undang CHIPS dan Undang-Undang Reduksi Inflasi pemerintah Presiden Joe Biden.
Departemen mengatakan tumbuhnya lapangan kerja di energi bersih didorong legislasi dan investasi sektor swasta. "Diperkirakan (pertumbuhan ini) akan berlanjut selama beberapa dekade untuk membangun infrastruktur energi bersih yang kita butuhkan," kata kepala bidang energi ramah lingkungan Departemen Energi AS Betony Jones, Kamis (29/8/2024).
Departemen mengatakan lapangan kerja di utilitas dan industri panel surya atap tumbuh 5,3 persen, menambah 18 ribu pekerjaan. Industri pemasangan panel surya di California mengatakan mereka kehilangan lebih dari 17 ribu pekerjaan karena tingginya suku bunga dan keputusan negara bagian menurunkan tarif meteran bersih yang memberikan konsumen kredit atas energi lebih yang dihasilkan panel surya mereka.
Sementara, lapangan kerja di bidang bahan bakar fosil beragam. Tenaga kerja gas alam tumbuh lebih dari 77.000 atau 13,3 persen, sementara pekerjaan di bidang minyak bumi turun lebih dari 44.000 atau 6 persen.
Pekerjaan di sektor batu bara turun hampir 8.500, atau 5,3 persen, karena semakin banyak pembangkit listrik yang beralih dari batu bara ke gas, angin, dan tenaga surya.
Penasihat iklim Gedung Putih, Ali Zaidi, mengatakan laporan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengejar keamanan energi dan iklim. Zaidi mengatakan rancangan undang-undang yang didukung beberapa anggota parlemen Partai Republik untuk mencabut program IRA akan mencabut tidak hanya pekerjaan yang tercipta di bidang energi bersih, namun juga sekitar 28.000 pekerjaan manufaktur tambahan untuk membangun kapasitas energi terbarukan dan produk-produk seperti pompa panas yang dapat menghemat listrik.
Sektor energi masih didominasi tenaga kerja laki-laki. Sekitar 73 persen pekerja energi pada tahun 2023 adalah laki-laki. Jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata tenaga kerja nasional, 53 persen.