Senin 02 Sep 2024 11:06 WIB

Indonesia dan Zanzibar Kolaborasi Perkuat Ekonomi Biru

Ekonomi biru sektor potensial untuk dikembangkan bersama.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah nelayan merapikan jaringnya usai menangkap ikan dengan Elo Pukek di pantai Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat, Senin (26/8/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sejumlah nelayan merapikan jaringnya usai menangkap ikan dengan Elo Pukek di pantai Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat, Senin (26/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Pahala Mansyuri, membuka Zanzibar-Indonesia Investment Forum yang mengangkat tema "Navigating New Horizons in Blue Economy Cooperation" di sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini turut dihadiri Presiden Zanzibar Hussein Ali Mwinyi, didampingi Menteri Tenaga Kerja, Ekonomi, dan Investasi Sharif Ali Shariff, serta lebih dari 100 pelaku usaha dan pemangku kepentingan dari Indonesia, Zanzibar, dan Tanzania.

Pahala mengatakan kedekatan historis antara Indonesia dan Afrika yang terjalin sejak Konferensi Asia-Afrika 1955 yang menjadi landasan solidaritas dan kerja sama antara negara-negara berkembang. Pahala juga memandang potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia dan kawasan Afrika, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan sekitar 4,4 triliun dolar AS dan sumber daya alam yang melimpah.

"Dengan potensi yang besar ini, kita harus memperkuat kerja sama di sektor-sektor strategis, terutama ekonomi biru yang sangat relevan bagi negara kepulauan seperti Indonesia dan Zanzibar," kata Pahala dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Ahad (1/8/2024).

Pahala memaparkan Blue Economy Framework yang dikembangkan oleh Indonesia, yang mampu meningkatkan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi kerja sama antara Indonesia dan Zanzibar ada di sektor ekonomi biru, termasuk pariwisata dan perhotelan, perikanan tangkap dan budi daya, pengembangan infrastruktur pelabuhan, pengolahan rumput laut, serta sektor minyak dan gas.

“Ekonomi biru adalah sektor yang sangat potensial untuk kita kembangkan bersama. Ini adalah kesempatan emas bagi para pelaku usaha untuk memperkuat kehadiran di pasar Afrika Timur dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan,” kata Pahala.

Presiden Zanzibar, Hussein Ali Mwinyi, mengatakan Zanzibar dan Indonesia memiliki banyak kesamaan sebagai negara kepulauan dengan komitmen kuat terhadap pengembangan sektor maritim dan kelestarian lingkungan laut.

“Kami mengundang para pelaku usaha dan investor dari Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan sektor-sektor ekonomi prioritas di Zanzibar,” kata Mwinyi.

Pada sesi diskusi, Direktur Eksekutif Zanzibar Investment Promotion Authority, Saleh Saad Mohamed, dan Direktur Fasilitas Investasi Tanzania Investment Centre, Rovokatus A. Rashel memaparkan potensi Zanzibar dan Tanzania sebagai tujuan investasi utama di Afrika Timur. Mereka menekankan stabilitas politik, keamanan, serta kepastian hukum sebagai faktor penarik utama bagi investor asing.

Zanzibar merupakan bagian dari Tanzania yang terletak di lepas pantai Afrika Timur. Sebagai wilayah semi-otonom, Zanzibar mempertahankan persatuan politik dengan Tanzania namun memiliki parlemen dan presiden tersendiri.

Forum Investasi Zanzibar-Indonesia ini menjadi platform penting untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Zanzibar, serta memajukan kerja sama di sektor ekonomi biru. Dengan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, diharapkan kolaborasi ini akan membawa manfaat nyata bagi kedua belah pihak dan mendorong pembangunan berkelanjutan di masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement