Rabu 19 Feb 2025 10:25 WIB

Ini Pentingnya Ekosistem Perdagangan Karbon Bagi Indonesia

Perdagangan karbon bisa meningkatkan daya saing industri

Rep: Frederikus Bata/ Red: Intan Pratiwi
Corporate Secretary Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dalam Bisnis Indonesia Forum bertajuk
Foto: pertamina
Corporate Secretary Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dalam Bisnis Indonesia Forum bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak saja mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) tahun 2060, perdagangan karbon memberikan sejumlah manfaat bagi industri. Untuk itu diperlukan sosialisasi dan edukasi kepada industri maupun masyarakat secara luas terkait perdagangan karbon.

Hal itu disampaikan oleh Corporate Secretary Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dalam Sebuah forum di Jakarta, pada Selasa (18/2/2025). "Saya percaya bahwa apabila ekosistem perdagangan karbon sudah terbentuk akan secara signifikan berkontribusi menurunkan emisi karbon di Indonesia. Untuk terbentuknya ekosistem ini diperlukan kolaborasi dari pemerintah, industry, maupun masyarakat secara umum. Pertamina NRE secara proaktif turut melakukan sosialisasi dan edukasi kepada industri maupun masyarakat tentang perdagangan karbon,” ujar Dicky, dalam keterangan resmi Pertamina, dikutip Rabu (19/2/2025).

Melalui enhanced nationally determined contribution (ENDC) Indonesia memiliki komitmen untuk menurunkan emisi sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri atau 43,2 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030. Di satu sisi, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk mencapai target ini. Namun di sisi lain, terdapat sektor-sektor yang sulit untuk dilakukan dekarbonisasi, sehingga diperlukan pendekatan lain, salah satunya melalui perdagangan karbon.

Melalui perdagangan karbon, suatu perusahaan, organisasi, ataupun individu dapat mengurangi emisi karbon dari aktivitas yang dilakukannya dengan cara membeli kredit karbon dari perusahaan yang menjualnya. Perusahaan penjual menghasilkan kredit karbon dari inisiatif atau proyek hijau yang dikelolanya dan telah terverifikasi oleh suatu lembaga khusus.

Sehingga jelas, perdagangan karbon membantu pemerintah untuk mencapai target ENDC maupun NZE 2060. Bagi industri yang memiliki target penurunan emisi, perdagangan karbon akan membantunya untuk melakukan dekarbonisasi terhadap kegiatan bisnisnya. Dan bagi Perusahaan penjual kredit karbon tentunya akan menambah sumber pendapatan.

Dicky mengatakan Pertamina NRE menjadi perusahaan pelopor penyedia kredit karbon di bursa karbon yang diresmikan pada September 2023. Sejak diresmikannya bursa karbon, Pertamina NRE berhasil menjual sebanyak 864.000 ton setara C02 atau setara dengan menanam 34,5 juta batang pohon. Kredit karbon ini dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Area Lahendong Unit 5 dan 6 yang dikelola PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha Pertamina NRE.

Pertamina NRE memiliki berbagai portofolio bisnis hijau yang berpotensi untuk menjadi sumber kredit karbon untuk diperdagangkan. Menurut Dicky, perusahaannya aktif mengedukasi masyarakat dan industri mengenai keberlanjutan lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan acara kegiatan rendah emisi karbon atau Carbon Neutral Event sebagai bentuk kampanye kesadaran lingkungan. Dengan inisiatif yang menyentuh keseharian masyarakat ini, Pertamina NRE mengajak masyarakat bagaimana caranya untuk memiliki udara yang lebih bersih dan kehidupan lebih ramah lingkungan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, Pertamina Group aktif dalam perdagangan karbon sebagai komitmennya menjadi perusahaan yang berkelanjutan. Peran ini akan terus diperkuat, tak hanya dengan sinergi Pertamina Group tapi dengan berbagai institusi hingga akademisi, untuk mencapai target Net Zero Emission Indonesia.

"Pertamina juga mendorong seluruh anak usaha berkolaborasi untuk penurunan emisi karbon ini, baik di dalam Pertamina Group maupun dengan berbagai pihak dalam rangka mendukung target Net Zero Emission 2060," kata Fadjar.

Pertamina berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi perusahaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement