Senin 17 Mar 2025 16:05 WIB

Inggris Perkuat Kerja Sama Iklim dengan Cina

Cina merupakan investor terbesar global dalam infrastruktur energi terbarukan.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Turbin pembangkit listrik tenaga angin di Pantai Marsden, Inggris, 11 Agustus 2024.
Foto: REUTERS/Denis Balibouse
Turbin pembangkit listrik tenaga angin di Pantai Marsden, Inggris, 11 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris ingin memperkuat kerja sama energi dan iklim dengan Cina. Cina merupakan penghasil emisi terbesar tapi juga negara dengan kemajuan penggunaan energi transisi terpesat di dunia.

Dalam pernyataannya pada akhir pekan lalu, Pemerintah Inggris menyatakan Menteri Energi Inggris Ed Miliband bertemu dengan Menteri Energi dan Lingkungan di Beijing pada 14-sampai 17 Maret. Mereka akan meluncurkan perundingan iklim yang membawa pejabat Cina berkunjung ke London pada tahun ini. Miliband juga ingin memperbarui kemitraan energi bersih yang sudah satu dekade dengan Cina, termasuk teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon dan pembangkit listrik tenaga hidrogen.

Baca Juga

Inggris berharap targetnya untuk sepenuhnya beralih ke sumber energi bersih pada akhir dekade ini akan diuntungkan dari hubungan yang lebih erat dengan Cina, yang merupakan pemasok dan investor global terbesar dalam infrastruktur energi terbarukan. Di saat yang sama, Miliband ingin target dekarbonisasinya yang ambisius dapat menular ke kebijakan Cina.

Pemerintah Inggris berjanji berbagi keahlian dalam menghentikan penggunaan batu bara yang sampai saat ini masih menjadi sumber energi yang diandalkan Cina. "Kami hanya dapat menjaga generasi mendatang dapat selamat dari perubahan iklim bila semua penghasil emisi terbesar bertindak, tidak melibatkan Cina dalam upaya memainkan perannya dalam mengambil tindakan terhadap iklim merupakan tindakan kelalaian terhadap generasi sekarang dan masa depan," kata Miliband.

Miliband merupakan salah satu pejabat Inggris yang berkunjung ke Cina dalam beberapa bulan terakhir setelah menteri luar negeri dan menteri keuangan. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer ingin memperbaiki hubungan dengan Beijing setelah sempat retak di pemerintahan sebelumnya.

Pemerintah Starmer mendekati Cina berdasarkan slogan yang terus disampaikan pejabat-pejabat Inggris. "Kerja sama di bidang yang kami bisa, bersaing di bidang yang kami harus, dan melawan saat kami harus."

Dalam pernyataannya, pemerintah Inggris mengatakan Miliband akan "terlibat secara terbuka" dalam keprihatinan Inggris tentang kerja paksa, hak asasi manusia, dan kebebasan di Hong Kong serta dukungan Cina terhadap perang Rusia di Ukraina. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement