Sabtu 19 Apr 2025 17:00 WIB

Ilmuwan Inggris Kembangkan Teknologi Baru Penangkap Karbon dari Laut

Proyek yang dinamai SeaCURE ini didanani pemerintah Inggris.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Emisi karbon (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Emisi karbon (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Para peneliti di Inggris mengembangkan metode baru untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dengan menyedotnya langsung dari laut, bukan dari udara. Inovasi ini dinilai menjanjikan sebagai solusi jangka panjang dalam menghadapi krisis iklim global.

Proyek yang dinamai SeaCURE dan didanai oleh pemerintah Inggris ini tengah diuji di pesisir selatan negara tersebut. Teknologi ini memanfaatkan kemampuan laut yang secara alami menyerap sekitar 25 persen karbon dioksida dari atmosfer.

“Dengan mengambil karbon dari laut, kita menciptakan ruang bagi laut untuk menyerap karbon lebih banyak dari atmosfer,” ujar Paul Halloran, pimpinan proyek SeaCURE, dikutip dari BBC,  Sabtu (19/4/2025).

Proses penangkapan karbon ini diawali dengan pengambilan air laut ke dalam tangki besar yang kemudian dibuat lebih asam. Reaksi kimia ini melepaskan karbon yang terlarut dalam bentuk gas CO2.

Gas tersebut lalu ditangkap dan disimpan secara terpisah melalui sistem pipa. Selanjutnya, air yang telah kehilangan kandungan karbonnya diberi alkali untuk menyeimbangkan kembali pH-nya, sebelum dikembalikan ke laut.

Siklus ini memungkinkan laut terus-menerus menyerap karbon baru dari atmosfer.

Saat ini, kapasitas penangkapan karbon masih terbatas, hanya sekitar 100 ton per tahun, namun tim SeaCURE yakin potensi teknologi ini sangat besar. Halloran menyebut air laut bisa menyimpan karbon 150 kali lebih banyak daripada udara, menjadikannya media penyerapan yang sangat menjanjikan.

Meski menjanjikan, teknologi ini memerlukan energi besar untuk memproduksi bahan kimia yang digunakan dalam proses. “Tantangannya adalah memastikan teknologi ini tetap efisien dan tidak menciptakan jejak karbon baru dari penggunaan energi,” ujar Halloran.

Selain itu, para ilmuwan juga memperhatikan potensi dampak ekologis terhadap kehidupan laut. “Organisme laut seperti fitoplankton dan kerang bergantung pada karbon untuk fotosintesis dan pembentukan cangkang. Perlu riset mendalam agar proses ini tidak mengganggu keseimbangan ekosistem,” kata Guy Hooper, mahasiswa doktoral di Universitas Exeter yang mempelajari dampak ekosistem dari proyek ini.

Menteri Energi Inggris Kerry McCarthy menyambut baik inovasi tersebut dan menilai SeaCURE sebagai bagian dari solusi menuju emisi nol bersih. “Teknologi hijau seperti ini penting untuk mengurangi gas rumah kaca, menciptakan lapangan kerja hijau, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata McCarthy.

SeaCURE menjadi bagian dari rangkaian inovasi yang tengah dikembangkan Inggris untuk mencapai target net zero emission pada 2050. Jika berhasil diimplementasikan dalam skala besar, teknologi ini bisa menjadi pilar penting dalam ekonomi hijau berbasis laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement