Jumat 16 May 2025 16:19 WIB

Pendanaan Rp 1 Triliun Disiapkan untuk Tekan Deforestasi

Pendanaan berasal dari Pemerintah Norwegia.

Panorama tutupan hutan Gunung Kerinci (3805 mdpl) yang sebagian kawasannya telah beralih fungsi menjadi perkebunan terlihat dari Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Sabtu (1/8/2020).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Panorama tutupan hutan Gunung Kerinci (3805 mdpl) yang sebagian kawasannya telah beralih fungsi menjadi perkebunan terlihat dari Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Sabtu (1/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia dan Norwegia sedang menyiapkan pendanaan berbasis kontribusi atau result-based contribution (RBC) tahap kelima. Pendanaan ini sebagai bagian dari upaya menekan deforestasi dan emisi gas rumah kaca.

“RBC-5 sekarang sudah masuk ke investment plan. Nanti RBC-5 ini sedang negosiasi, semoga bisa kita realisasikan,” ujar Penasihat Senior Tim Kerja FOLU Net Sink 2030 Kementerian Kehutanan, Ruandha Sugardiman, dalam Journalist Workshop on Indonesia FOLU Net Sink 2030 di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Baca Juga

Nilai RBC-5 diperkirakan mencapai sekitar Rp 1 triliun. Pendanaan tersebut berasal dari Pemerintah Norwegia dan diberikan berdasarkan capaian Indonesia dalam mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).

Skema RBC merupakan bentuk kerja sama bilateral antara Indonesia dan Norwegia dalam mendukung target Indonesia untuk mencapai kondisi net sink pada sektor kehutanan dan penggunaan lahan (FOLU) pada 2030, yakni ketika penyerapan emisi gas rumah kaca (GRK) lebih besar daripada emisi yang dihasilkan.

Penasihat Senior lainnya di Tim Kerja FOLU Net Sink 2030, Agus Justianto, menambahkan bahwa sebelumnya Indonesia telah menerima pendanaan RBC-4 sebesar 60 juta dolar AS atau sekitar Rp 986 miliar.

Adapun RBC-1 menghasilkan pembayaran sebesar 56 juta dolar AS (sekitar Rp 920 miliar) untuk pengurangan emisi sebesar 11,2 juta ton CO₂e pada periode 2016–2017.

Sedangkan RBC-2 dan RBC-3 dibayarkan secara bersamaan dengan total nilai 100 juta dolar AS (Rp 1,6 triliun), berdasarkan pengurangan emisi sebesar 20 juta ton CO₂e pada periode 2017–2019.

“Ini tentunya semua ditujukan untuk penerima manfaat di seluruh Indonesia,” ujar Agus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement