REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Data terbaru Eurostat menunjukkan emisi gas rumah kaca Uni Eropa pada kuartal pertama 2025 mencapai 900 juta ton karbon dioksida ekuivalen. Naik 3,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produk Domestik Bruto (PDB) Uni Eropa tumbuh 1,2 persen dari periode yang sama. Dikutip dari Sustainability Online, Ahad (18/8/2025) hal ini mengindikasi pelepasan emisi tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi.
Sektor ekonomi yang berkontribusi paling besar pada emisi gas rumah kaca adalah rumah kaca sebesar 25,5 persen, pasokan listrik dan gas sebesar 19,3 persen dan manufaktur sebesar 18,6 persen. Sektor lain yang terdiri dari sektor pertanian, kehutanan, perikanan, tambang, pembangunan, pasokan air, pengelolaan limbah dan sektor jasanya mencakup seperempat dari emisi yang dilepaskan.
Sektor yang paling bertanggung jawab atas peningkatan pelepasan emisi ini adalah pasokan listrik, gas, uap dan pendingin udara. Emisi dari sektor-sektor ini naik 13,6 persen, sementara emisi dari rumah tangga naik 5,6 persen.
Tiga sektor yang mengalami penurunan emisi antara lain: manufaktur yang turun 0,2 persen, transportasi dan penyimpanan sebesar 2,9 persen dan pertanian, kehutanan dan perikanan turun 1,4 persen.
Kenaikan emisi terjadi di 20 negara anggota Uni Eropa, sementara tujuh negara mengalami penurunan emisi. Emisi enam negara yakni Bulgaria, Ceko, Siprus, Polandia, Hongaria, dan Yunani naik di atas 5 persen.
Sementara emisi Malta turun 6,2 persen, Finlandia 4,4 persen dan Denmark 4,3 persen. Denmark, Finlandia, Malta dan Swedia tahun lalu tercatat berhasil menurunkan emisi tanpa menurunkan PDB. Sementara Estonia, Latvia dan Luksemburg berhasil menurunkan emisi tapi juga mengalami penurunan PDB.
Emisi yang dilacak meliputi karbon dioksida (CO2), dinitrogen oksida (N2O), metana (CH4) dan gas terfluorinasi (hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sulfur heksafluorida (SF6) dan natrium trifluorida (NF3), yang dinyatakan dalam ekuivalen CO₂.