Senin 19 May 2025 14:30 WIB

Dubes RI Ajak Investor Jepang Danai Pembangunan Berkelanjutan

Jepang merupakan mitra strategis jangka panjang Indonesia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi.
Foto: KBRI Tokyo
Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi.

REPUBLIKA.CO.ID, OSAKA — Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, mengajak sektor swasta dan investor Jepang mendukung pembiayaan inovatif untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Ajakan itu disampaikan dalam diskusi bertajuk Innovative Financing: Unlocking Opportunities for Sustainable Development di Indonesia Pavilion, Expo 2025 Osaka, Jepang.

Heri menyebut pemerintah tengah mendorong keterlibatan sektor swasta, termasuk dalam perdagangan karbon, untuk mencapai target pembangunan nasional. Sejumlah investor Jepang, menurutnya, telah menunjukkan ketertarikan terhadap peluang tersebut.

“Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Namun, target itu tidak murah,” kata Heri, Senin (19/5/2025).

Ia menambahkan, Indonesia membutuhkan pembiayaan infrastruktur lebih dari Rp 10 ribu triliun atau sekitar 88 miliar yen. Kebutuhan tersebut, kata dia, melebihi kapasitas anggaran publik dan memerlukan kemitraan dengan pendekatan pembiayaan yang inovatif.

Heri menyebut Jepang sebagai mitra strategis jangka panjang Indonesia. Ia mencontohkan kerja sama pembangunan MRT Jakarta, Pelabuhan Patimban, serta proyek transportasi berbasis sewa guna usaha (leasing) bersama Orix.

“Salah satu skema yang sedang dijajaki adalah penyewaan 37 rangkaian kereta di Jakarta. Ini solusi karena operator komuter kami tidak mampu menanggung pembiayaan langsung,” ujarnya.

Menurut Heri, skema pembiayaan seperti leasing atau kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) menjadi model yang layak dan menarik bagi investor. Ia menyebut sejumlah lembaga Jepang seperti JICA, JBIC, JOGMEC, dan JOIN sebagai mitra kunci dalam proyek-proyek tersebut.

Ia juga menyoroti potensi investasi di kawasan metropolitan Jabodetabek, yang menjadi prioritas pembangunan berbasis transit (transit-oriented development). Melalui forum investasi TOD tahun lalu, tercatat delapan kemitraan antara perusahaan Jepang dan Indonesia senilai lebih dari Rp 11 triliun.

Proyek-proyek tersebut meliputi pengembangan Blok M, kawasan Dukuh Atas, dan Stasiun Sudirman. Heri menekankan pentingnya membangun kota yang ramah lingkungan, inklusif, dan tangguh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement