Rabu 21 May 2025 21:00 WIB

Cuaca Ekstrem Ancam Panen Gandum Rusia

Gubernur Rostov Oblast Yuri Slyusar telah menetapkan status darurat pertanian.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Proses panen gandum di Rostov, Rusia, 10 Juli 2024.
Foto: Reuters/Sergey Pivoravov
Proses panen gandum di Rostov, Rusia, 10 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Cuaca ekstrem mulai mengguncang sektor pangan Rusia. Suhu tinggi dan minimnya curah hujan diperkirakan menekan panen gandum di wilayah-wilayah kunci.

Kelompok lobi pengusaha gandum Rusia memperingatkan bahwa cuaca panas yang berkepanjangan dan rendahnya kelembapan tanah bisa mengganggu produktivitas tanaman, baik musim dingin maupun musim semi. Ancaman ini muncul di tengah rapuhnya ketahanan pangan Rusia setelah musim dingin yang brutal.

Pekan lalu, Gubernur Rostov Oblast Yuri Slyusar menetapkan status darurat pertanian usai wilayahnya dilanda musim beku. Dekrit itu memungkinkan petani mengajukan kompensasi kerugian.

Tak hanya embun beku, rendahnya curah hujan juga jadi perhatian utama. Anatoly Kolchik, Kepala cabang Serikat Gandum Rusia, mengatakan tanaman musim semi tak punya cukup waktu untuk berkembang optimal. “Masalahnya berdampak pada semua jenis tanaman. Mereka tidak punya cukup waktu untuk menguat,” ujarnya, Selasa (20/5/2025).

Ancaman ini diperkuat analisis Andrei Sizov, Direktur perusahaan konsultan pertanian Sovecon. Ia menegaskan kekurangan hujan tetap menjadi faktor paling berbahaya di wilayah Rostov. “Curah hujan baru-baru ini membantu, tapi masih jauh dari cukup. Potensi hasil panen tetap di bawah rata-rata,” katanya.

Rostov menjadi wilayah ketiga yang menyatakan status darurat setelah Voronezh dan Belgorod. Tahun lalu, panen biji-bijian di Rostov anjlok 22 persen akibat kombinasi musim dingin ekstrem dan kekeringan, sementara panen gandum turun hingga 38 persen.

Secara nasional, produksi biji-bijian Rusia pada 2024 menyusut 14 persen. Awal tahun ini, pemerintah daerah memperkirakan panen di Rostov akan naik ke angka 13,7 juta metrik ton—sekitar 20 persen lebih tinggi dibanding tahun lalu. Namun dengan kondisi cuaca saat ini, proyeksi itu semakin diragukan.

Situasi diperparah oleh tekanan ekonomi. Olga Gorbaneva, Deputi Pertama Kementerian Pertanian Rostov, mengatakan margin keuntungan petani menyusut dari 16 persen di 2023 menjadi hanya 8 persen pada 2024. Biaya produksi naik 35 persen, sementara pendapatan hanya tumbuh 13 persen.

Meski begitu, pemerintah pusat berusaha menenangkan kekhawatiran. Menteri Pertanian Rusia Oksana Lut menyatakan kerusakan tanaman akibat embun beku Mei ini hanya 10 persen dari kerusakan tahun lalu. Namun ia mengakui, kekurangan kelembapan di tanah adalah risiko besar berikutnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement