Jumat 22 Aug 2025 19:02 WIB

IIF Biayai 150 Proyek Infrastruktur, dari Energi Terbarukan Hingga Jalan Tol

Total pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp42,5 triliun.

IIF telah menyalurkan pembiayaan Rp42,5 triliun untuk mendukung pembangunan infrastruktur.
Foto: IIF
IIF telah menyalurkan pembiayaan Rp42,5 triliun untuk mendukung pembangunan infrastruktur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mencatat kontribusi signifikan dalam pendanaan infrastruktur nasional. Hingga akhir 2024, IIF telah menyalurkan sekitar Rp42,5 triliun untuk lebih dari 150 proyek strategis di berbagai sektor.

Pembiayaan tersebut mencakup transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih, dan sektor prioritas lain. Beberapa capaian terbaru, antara lain, pembangunan proyek energi terbarukan dengan kapasitas hampir 700 MWh per tahun yang memasok listrik bagi 693 ribu rumah tangga sekaligus menghindarkan potensi emisi gas rumah kaca hingga 4,81 juta ton CO₂ per tahun.

Baca Juga

IIF juga mendukung tujuh proyek air minum yang menyediakan akses air aman bagi lebih dari 6,7 juta orang, pembangunan fasilitas medis dengan kapasitas lebih dari 1.000 tempat tidur, serta proyek jalan tol strategis sepanjang ratusan kilometer.

Chief Investment Officer IIF, M Ramadhan Harahap (Idhan) mengatakan, momentum 80 tahun kemerdekaan menjadi refleksi atas perjalanan panjang pembangunan nasional. “Infrastruktur telah mengubah wajah Indonesia, dari keterbatasan di masa awal kemerdekaan hingga konektivitas modern saat ini. IIF bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan ini dengan mendukung pembiayaan proyek-proyek yang memberi manfaat nyata, baik dari aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).

Pencapaian IIF sejalan dengan perkembangan pesat infrastruktur Indonesia dalam delapan dekade terakhir. Pada masa awal kemerdekaan, pembangunan difokuskan pada jalan, jembatan, bendungan, dan irigasi.

Era Orde Baru mempercepat pembangunan jalan nasional, pembangkit listrik, dan jalan tol pertama, Jagorawi, pada 1978.

Era Reformasi kemudian menandai keterlibatan swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dalam 10 tahun terakhir, pembangunan infrastruktur menjadi agenda prioritas nasional, dengan realisasi 2.103 km jalan tol, 40 bendungan, 27 bandara baru, hingga jalur kereta api dan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Konektivitas antarwilayah juga ditingkatkan melalui jalur Trans-Papua, Trans-Kalimantan, dan Trans-Sumatra. Kontribusi sektor konstruksi pun menempati urutan keempat dalam perekonomian Indonesia dengan sumbangan 10,43 persen pada PDB kuartal IV 2024. Dari sisi energi, rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,83 persen pada akhir 2024, mendekati pemerataan akses listrik di seluruh rumah tangga.

Data Badan Pusat Statistik dan Bappenas (2024) mencatat Indonesia telah mencapai 62,5 persen target indikator Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), jauh di atas rata-rata global sebesar 17 persen.

Peringatan 80 tahun kemerdekaan menjadi pijakan menuju Indonesia Emas 2045. IIF menyatakan akan terus memperkuat peran pembiayaan infrastruktur dengan berpegang pada prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), serta menjadi mitra strategis pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement