Jumat 22 Aug 2025 18:31 WIB

Sulbar Gandeng Akademisi Kembangkan Ekonomi Sirkular

Kolaborasi juga mencakup pengembangan teknologi pengolahan sampah organik.

(Ilustrasi) Petugas memperagakan pemilahan sampah anorganik.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
(Ilustrasi) Petugas memperagakan pemilahan sampah anorganik.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Barat menggandeng akademisi perguruan tinggi untuk mengembangkan model pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular. Kolaborasi ini ditujukan untuk menjadikan sampah sebagai sumber daya bernilai ekonomi sekaligus memperkuat target nasional percepatan penanganan sampah.

Kepala DLH Sulbar Zulkifli Manggazali mengatakan kerja sama tersebut akan difokuskan pada kajian model pengelolaan sampah yang dapat diimplementasikan di tingkat lokal. “Ekonomi sirkular bisa eksis jika tempat pengelolaan sampah, bank sampah serta tempat pembuangan akhir bisa beroperasi terus menerus yang merupakan parameter keberhasilan pengelolaan sampah,” kata Zulkifli di Mamuju, Jumat (22/8/2025).

Baca Juga

Selain kajian model, kolaborasi itu juga mencakup pengembangan teknologi sederhana pengolahan sampah organik. “Mengembangkan dan mensosialisasikan teknologi tepat guna yang mudah diterapkan oleh masyarakat untuk mengolah sampah organik, seperti komposting atau pengolahan biogas skala rumah tangga,” ujarnya.

DLH Sulbar juga akan mendorong riset kebijakan berbasis data guna menghasilkan regulasi yang lebih efektif dan sesuai kondisi lapangan. Menurut Zulkifli, langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Lingkungan Hidup agar daerah mempercepat pengelolaan sampah.

“Kami melakukan berbagai langkah strategis dalam mendukung arahan Menteri Lingkungan Hidup melalui kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan perguruan tinggi di Sulbar,” ujarnya.

Selain pendekatan akademis, DLH Sulbar akan mengintensifkan gerakan masyarakat peduli sampah. Edukasi akan digencarkan di sekolah, pasar, dan kawasan pesisir, dengan melibatkan komunitas lingkungan.

“Perubahan perilaku masyarakat adalah tantangan terbesar, sehingga edukasi mengenai pemilahan sampah dari sumber akan diperluas,” kata Zulkifli.

Ia menegaskan keberhasilan program ini bergantung pada sinergi semua pihak. “Dengan kerja sama ini, kami berharap kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah dan mengelola sampah bisa meningkat. Kami yakin, dengan sinergi antara pemerintah, akademisi dan masyarakat, target nasional percepatan penanganan sampah bisa kita capai bersama-sama di Sulbar,” jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement