Jumat 21 Nov 2025 13:23 WIB

Kebakaran Ganggu COP30 di Brasil, Negosiasi Iklim Global Tertunda

Evakuasi mendadak membuat pembahasan proposal kesepakatan kembali molor.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang berjalan melewati petugas pemadam kebakaran yang sedang bekerja di KTT Iklim PBB COP30 setelah kebakaran, Kamis, 20 November 2025, di Belem, Brasil.
Foto: AP Photo/Fernando Llano
Orang-orang berjalan melewati petugas pemadam kebakaran yang sedang bekerja di KTT Iklim PBB COP30 setelah kebakaran, Kamis, 20 November 2025, di Belem, Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, BELEM -- Negosiasi aksi iklim global terganggu oleh kebakaran yang memicu evakuasi di venue Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belem, Brasil. Satu hari sebelum insiden tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak para negosiator iklim segera mencapai kesepakatan untuk menahan laju pemanasan global.

Tuan rumah Brasil menjadwalkan COP30 berakhir pada Jumat (21/11/2025) waktu setempat. Namun kurang dari 24 jam sebelum penutupan, kamera keamanan menangkap kobaran api di dalam paviliun pameran yang menyebar cepat di dinding dan lantai gedung.

Baca Juga

Kebakaran berhasil dipadamkan, sementara 13 orang dirawat karena menghirup asap. Pemadam kebakaran setempat menduga kebakaran terjadi akibat korsleting listrik pada peralatan elektronik seperti microwave.

Pemadam kebakaran menambahkan api dapat dijinakkan dalam waktu enam menit. Negosiasi diperkirakan belum akan segera dilanjutkan.

COP30 telah melewatkan beberapa tenggat kesepakatan, termasuk kesepakatan mengenai pendanaan iklim dan transisi dari bahan bakar fosil.

Pada Kamis (20/11/2025), Brasil telah menyebarkan rancangan proposal kesepakatan COP30 ke sejumlah negara. Namun dokumen tersebut tidak memuat peta jalan transisi energi fosil.

Emisi dari pembakaran bahan bakar fosil memerangkap panas di atmosfer dan menjadi kontributor terbesar pemanasan global.

Rancangan proposal itu mencakup sejumlah elemen kesepakatan. Disebutkan bahwa COP30 akan menyerukan peningkatan tiga kali lipat pendanaan adaptasi iklim bagi negara-negara miskin pada 2030 dibandingkan pendanaan tahun 2025.

Namun proposal itu tidak menyebutkan secara spesifik apakah pendanaan berasal dari negara-negara kaya atau dari sumber lain, seperti bank pembangunan atau sektor swasta. Brasil belum menanggapi permintaan komentar terkait dokumen tersebut.

Sejumlah negosiator mengatakan mereka sedang menelaah proposal tersebut sebelum dievakuasi akibat kebakaran. Sementara beberapa negara mengaku belum menerima salinannya.

Seperti lazimnya dalam pertemuan perubahan iklim global, tuan rumah yang menjadi presidensi perundingan membagikan rancangan kesepakatan terlebih dahulu kepada kelompok-kelompok negara sebelum akhirnya mengumpulkan seluruh negara peserta untuk proses persetujuan final.

sumber : REUTERS
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement