Selasa 18 Nov 2025 12:16 WIB

UNFCCC Desak Negara-Negara Percepat Perundingan Iklim di COP30

Ekonomi hijau global tumbuh lebih cepat dari perkiraan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Para pemimpin dunia berfoto bersama saat  menghadiri KTT Iklim PBB COP30 di  Belem, Brasil, Jumat (7/11/2025).
Foto: AP Photo/Fernando Llano
Para pemimpin dunia berfoto bersama saat menghadiri KTT Iklim PBB COP30 di Belem, Brasil, Jumat (7/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BELEM – Sekretaris Eksekutif UNFCCC Simon Stiell membuka perundingan tingkat tinggi COP30 dengan menyerukan percepatan penyelesaian isu-isu paling sulit. Ia menegaskan dunia tidak lagi memiliki ruang untuk penundaan taktis maupun diplomasi simbolis.

Stiell menekankan COP30 telah bergerak dari tahap pembahasan menuju pelaksanaan agenda krisis iklim.

Baca Juga

“Kita tidak lagi berbicara tentang apa yang harus dilakukan COP ini, kita sedang melakukannya. Tapi kita harus berupaya lebih jauh.”

Ia memuji para negosiator yang bekerja tanpa henti sepanjang pekan pertama untuk menjaga jalur Perjanjian Paris di tengah ketegangan geopolitik global.

Ia menilai ada dorongan nyata untuk membangun capaian dari COP sebelumnya dan memastikan kolaborasi iklim memberikan kemajuan yang lebih cepat dan lebih adil.

Stiell juga menyoroti kemajuan besar dalam Action Agenda yang dianggap semakin penting dalam kerangka Paris. Ia menyebut tujuh hari pertama perundingan berhasil memobilisasi investasi energi bersih hingga satu triliun dolar AS, melipatgandakan rencana pengembangan bahan bakar berkelanjutan, membuka gelombang industri hijau baru, dan menyiapkan jalur investasi adaptasi.

Menurut Stiell, ekonomi hijau global tumbuh lebih cepat dari perkiraan, dengan aliran dana energi terbarukan yang mencapai lebih dari 2,2 triliun dolar AS pada tahun lalu, lebih besar dari PDB lebih dari 180 negara.

Namun ia mengingatkan kecepatan perundingan tidak sejalan dengan kemajuan di lapangan. “Semangatnya ada, tapi kecepatannya tidak,” ucapnya, mengingatkan meningkatnya bencana iklim yang menghancurkan jutaan hidup.

Ia menyerukan percepatan kerja di Belem dan meminta para menteri yang baru tiba untuk menuntaskan isu-isu paling rumit. Stiell memperingatkan penundaan hanya akan merugikan semua pihak. “Kita sama sekali tidak bisa menyia-nyiakan waktu dengan taktik penghambatan. Waktu untuk diplomasi performatif sudah berlalu,” tegasnya.

Stiell menutup dengan ajakan agar seluruh pihak bekerja menyelesaikan perundingan Ia memastikan UNFCCC akan mendampingi seluruh proses negosiasi hingga keputusan final di COP30.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement