REPUBLIKA.CO.ID, BONDOWOSO — Pemerintah meresmikan pengoperasian dan pembangunan 55 pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang tersebar di 15 provinsi. Peresmian dipusatkan di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Blawan Ijen, Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (26/6/2025) dan diresmikan Presiden Prabowo Subianto melalui konferensi video.
Sebanyak 8 proyek yang diresmikan merupakan PLTP dengan total kapasitas terpasang 351,9 megawatt (MW) dan nilai investasi sebesar Rp 23,49 triliun. Sementara 47 proyek lainnya adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang tersebar di 11 provinsi dengan kapasitas total 27,8 MW. Jika digabung, 55 pembangkit ini menyumbang kapasitas 379,7 MW untuk energi bersih nasional.
Prabowo dalam sambutannya mengatakan, peresmian pembangunan dan pengoperasian pembangkit EBT di 15 provinsi ini merupakan momentum yang sangat penting dalam pembagunan Indonesia. “Dengan proyek ini dan tentunya masih banyak proyek-proyek lainnya, akan membuat bangsa kita bisa mewujudkan swasembada energi,” kata Prabowo.
Dua dari 55 pembangkit EBT yang diresmikan dibangun oleh Medco Energi, yaitu PLTP Blawan Ijen dan PLTS Bali Timur. Beroperasi sejak 9 Februari 2025, PLTP Blawan Ijen milik Medco Energi ini memiliki kapasitas 35 MW dan nilai investasi Rp 3,9 triliun. Pembangkit ini memanfaatkan sistem binary 2-fasa yang memungkinkan 100 persen reinjeksi cairan panas bumi ke dalam bumi, menjadikannya efisien dan ramah lingkungan.
Energi dari PLTP Blawan Ijen disalurkan ke jaringan Jawa–Bali melalui transmisi 150 kV dan diperkirakan mampu melistriki 85.000 rumah serta menghindari emisi CO2 sekitar 7 juta ton sepanjang masa operasinya.
Pembangkit lainnya yang juga diresmikan adalah PLTS Bali Timur, pembangkit tenaga surya skala utilitas terbesar di Bali dengan kapasitas 25 MW. Dibangun di atas lahan seluas 22,4 hektare, PLTS ini mampu memproduksi sekitar 50 GWh listrik bersih per tahun dan menghindari emisi lebih dari 800 ribu ton CO2 selama masa operasinya.
PLTS Bali Timur yang dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp 319 miliar, telah resmi beroperasi pada 17 Juni 2025. PLTS ini menjadi bagian dari transisi energi nasional menuju karbon netral tahun 2060, sekaligus memperkuat ketahanan energi lokal dan pembangunan berkelanjutan di Bali.
Dari sisi ketenagakerjaan, pembangunan dan operasional 55 pembangkit EBT menyerap lebih dari 8.000 tenaga kerja, termasuk keterlibatan ribuan warga lokal di sekitar proyek. Di PLTP Blawan Ijen saja, lebih dari 1.000 tenaga kerja terlibat selama masa pengembangan.
Peresmian ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025 dan emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060. Dengan penambahan kapasitas hampir 380 MW dari pembangkit yang baru diresmikan, Indonesia berupaya membangun membangun sistem energi yang lebih bersih, merata, dan berkelanjutan.