REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI — Sebanyak 45 pemuda lintas iman di Banyuwangi dilatih mengolah limbah plastik dan bahan alami menjadi produk ramah lingkungan. Mereka membuat ventilasi roster dari plastik kemasan bekas dan sabun organik tanpa bahan kimia sintetis.
Pelatihan berlangsung di Balai Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, sebagai bagian dari program Joint Initiative for Strategic Religious Action yang digagas Eco Bhinneka Muhammadiyah bersama Nasyiatul Aisyiyah Banyuwangi.
Regional Manager Eco Bhinneka Banyuwangi, Windarti, menyebut pelatihan ini bertujuan meningkatkan keterampilan praktis pemuda dan mendorong pemanfaatan bahan lokal yang aman bagi kesehatan dan lingkungan.
Para peserta belajar membuat ventilasi roster dari limbah plastik multilayer, seperti bungkus sachet minuman dan makanan ringan. “Roster dipilih sebagai metode pengolahan plastik multilayer karena dinilai lebih efisien dan mudah diterapkan di berbagai konteks,” ujar fasilitator pelatihan, Executive Director Envitrust Indonesia Siti Muyasaroh, Ahad (13/7/2025), dikutip dari pernyataan Green Faith Indonesia.
Siti yang juga akademisi Universitas PGRI Argopuro Jember menjelaskan, metode ini inklusif dan bisa diterapkan mulai dari komunitas kecil hingga lembaga berskala besar. Biaya produksinya juga relatif murah dan hasilnya bisa dimanfaatkan sebagai material bangunan.
Adapun pelatihan sabun organik difasilitasi oleh Zahrotul Janah, Fasilitator Daerah Eco Bhinneka PDNA Banyuwangi. Ia menekankan pentingnya transparansi bahan baku dan keamanan bagi lingkungan.
“Sabun yang dibuat memungkinkan kita memilih sendiri bahan-bahannya, mengetahui dengan pasti isi dan kandungannya, serta tidak menggunakan bahan kimia sintetis berbahaya,” ujarnya.
Zahro, yang juga inisiator Gerakan Merdeka Sampah, menyebut proses produksi sabun ini tidak menghasilkan limbah berbahaya dan mengurangi penggunaan kemasan plastik. Air bilasannya pun lebih ramah lingkungan.
Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan, berharap Nasyiatul Aisyiyah terus mengembangkan inovasi hijau yang berdampak langsung pada penguatan ekonomi perempuan dan komunitas.
“Semoga hal baik yang sudah kita lakukan bisa dilanjutkan, syukur-syukur ada koperasi yang arahnya ke penguatan ekonomi,” katanya.
Pelatihan ini juga dihadiri Kepala Desa Glagahagung, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Ketua PWNA Jawa Timur, Ketua PDNA Banyuwangi, perwakilan tokoh lintas agama, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi.