Selasa 15 Jul 2025 14:15 WIB

Volume Perdagangan Karbon Tembus 1,6 Juta Ton, BEI Catat Lonjakan Pengguna dan Transaksi

Pasar karbon Indonesia tumbuh pesat, menarik sektor keuangan masuk arena hijau.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Layar menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025). Setelah resmi diluncurkan hari ini, Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbons) menargetkan perdagangan 500.000 hingga 750.000 ton CO2 ekuivalen serta 200 pengguna jasa pada 2025.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan
Layar menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025). Setelah resmi diluncurkan hari ini, Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbons) menargetkan perdagangan 500.000 hingga 750.000 ton CO2 ekuivalen serta 200 pengguna jasa pada 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat volume perdagangan karbon mencapai hampir 1,6 juta ton berupa SPE-GRK sejak peluncuran Bursa Karbon pada September 2023 hingga 11 Juli 2025. Nilai transaksinya mencapai Rp77,95 miliar

“Total pengguna jasa juga terus mengalami peningkatan dari 16 menjadi 113 pengguna jasa,” kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman di Jakarta, Selasa (15/7/2025).

Baca Juga

Lebih lanjut, Iman mengungkapkan bahwa penggunaan (retirement) kredit karbon melonjak dari 6.260 ton pada 2023 menjadi 980.475 ton hingga pertengahan 2025. Artinya, kredit karbon tersebut telah digunakan untuk mengimbangi emisi gas rumah kaca dan dihapus dari sistem perdagangan, sehingga tidak dapat diperdagangkan kembali.

Iman juga mencatat sejak perdagangan perdana Bursa Karbon pada 26 September 2023, sebanyak 6 dari 15 pembeli awal berasal dari sektor jasa keuangan.

“Data terkini dari penggunaan atau retirement kredit karbon di Sistem Registri Nasional (SRN) yang dapat diakses oleh publik telah menunjukkan keterlibatan dari lembaga-lembaga jasa keuangan lainnya,” ujar dia.

Adapun BEI turut aktif mendorong dekarbonisasi operasional perusahaan tercatat melalui sejumlah inisiatif strategis, di antaranya peluncuran ESG Core Matrix bersama bursa-bursa ASEAN yang tergabung dalam ASEAN Exchange sebagai pedoman pelaporan emisi karbon.

BEI juga menjalankan program Net Zero Incubator sebagai wadah peningkatan kapasitas perusahaan tercatat dalam menghitung emisi. Inisiatif lainnya yaitu pengembangan Green Equity Designation, yakni identifikasi atau pemberian label hijau bagi perusahaan yang menjalankan aktivitas ramah lingkungan sesuai taksonomi keuangan berkelanjutan OJK.

Iman menyampaikan saat ini perdagangan karbon Indonesia telah masuki babak baru yakni era perdagangan karbon internasional.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement