Ahad 24 Aug 2025 12:13 WIB

Pariwisata dan Proyek Penelitian Cemari Antartika

Kapal-kapal yang membawa turis ke Antartika gunakan bahan bakar fosil kotor.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Hasanul Rizqa
ILUSTRASI Antartika.
Foto: AP
ILUSTRASI Antartika.

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Para ilmuwan memperingatkan lonjakan jumlah turis dan proyek-proyek penelitian di Antartika dapat menaikan polusi di benua es tersebut. Penelitian terbaru mengungkapkan, konsentrasi partikel halus di area manusia beraktivitas di Antartika naik 10 kali lipat bila dibandingkan dengan kondisi 40 tahun silam. Polusi ini dihasilkan dari sektor pariwisata.

Berdasarkan data Asosiasi Operator Wisata Internasional Antartika, jumlah wisatawan yang datang ke benua putih itu naik dari 20 ribu kunjungan menjadi 120 ribu kunjungan per tahun di sepanjang dua dekade terakhir.

Baca Juga

"Lonjakan kehadiran manusia di Antartika meningkatkan kekhawatiran mengenai polusi dari pembakaran bahan bakar fosil, termasuk dari kapal, pesawat, kendaraan darat dan infrastruktur pendukung," demikian dikutip dari artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Nature Sustainability, dikutip Malay Daily, Sabtu (23/8/2025).

Kapal-kapal yang membawa turis itu menggunakan bahan bakar fosil kotor yang menjadi sumber dari partikel halus. Sebaran ini mengandung pelbagai unsur, termasuk nikel, tembaga, seng, dan timbal.

"Pencair salju yang lebih cepat di Antartika disebabkan adanya partikel-partikel polusi di area yang kerap dikunjungi wisatawan," kata artikel ilmiah tersebut.

Seorang penulis utama artikel ini, Raul Cordero, mengatakan, satu kunjungan wisatawan dapat berkontribusi pada percepatan pencairan sekitar 100 ton salju. Periset asal University of Groningen (Belanda) ini pun mewanti-wanti dampak dari lonjakan turisme di Antartika.

Riset ini dilakukan sejumlah peneliti dari berbagai negara, mulai dari Cile hingga Jerman. Mereka menghabiskan empat tahun dan menempuh jarak dua ribu kilometer untuk mengukur intensitas pencemaran di Antartika.

Selain pariwisata, ekspedisi-ekspedisi ilmiah juga berkontribusi dalam kenaikan logam berat di benua itu. Cordero mengatakan, proyek-proyek penelitian yang berlangsung lama dapat berdampak hingga 10 kali lipat lebih besar daripada yang dilakukan oleh seorang wisatawan saja.

Penelitian itu mengakui langkah untuk melindungi Antartika dari pencemaran sudah lebih baik. Misalnya, larangan menggunakan bahan bakar fosil dan industri pariwisata yang mulai gencar menggunakan kapal-kapal hibrida listrik.

"Meskipun demikian, hasil penelitian kami menunjukkan masih banyak yang harus dilakukan untuk mengurangi beban aktivitas manusia di Antartika," kata Cordero.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement