REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON — Penelitian terbaru mengungkapkan polusi dari seluruh siklus hidup bahan bakar fosil—dari ekstraksi, transportasi, penyulingan, hingga pembakaran—menyebabkan setidaknya 90.000 kematian prematur di Amerika Serikat setiap tahun. Angka ini setara dengan 20 kali lipat jumlah korban tewas dalam serangan 11 September 2001.
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances ini juga menyoroti ketidakadilan kesehatan yang signifikan, di mana komunitas kulit hitam, Hispanik, dan kelompok rasial-etnis minoritas lainnya menanggung beban polusi yang tidak proporsional.
Penelitian yang dilakukan peneliti dari University College London dan Stockholm Environment Institute ini merupakan yang pertama secara komprehensif memeriksa dampak kesehatan dan ketimpangan beban kesehatan dari setiap tahap rantai pasokan minyak dan gas, dari eksplorasi hingga penggunaan akhir.
"Temuan kami cukup mengejutkan. Satu dari lima kelahiran prematur dan kematian orang dewasa terkait dengan polusi partikel halus dari minyak dan gas," kata penulis utama penelitian ini Karn Vohra seperti dikutip dari The Hill, Sabtu (23/8/2025).
"Yang lebih mengkhawatirkan lagi, hampir 90 persen kasus baru asma masa kanak-kanak terkait dengan polusi nitrogen dioksida berasal dari sektor ini," tambah Vohra, yang kini berada di University of Birmingham.
Selain memperkirakan adanya 91 ribu kematian dini yang terkait dengan paparan partikel halus (PM2.5), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon, penelitian ini juga mengungkap sejumlah dampak kesehatan serius lainnya. Studi tersebut mengaitkan polusi PM2.5 dengan 10.350 kelahiran prematur.