REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional menuntut terobosan baru yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan. PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan komitmennya mendorong praktik pertanian yang berorientasi pada Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui ajang Svarna Bhumi Award 2025.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyampaikan, penghargaan ini tidak hanya menjadi bentuk apresiasi kepada para pahlawan pangan, tetapi juga sarana memperkuat ekosistem pertanian yang berkelanjutan.
“Ketahanan pangan tidak sekadar menyediakan pupuk kepada sektor pertanian, tetapi juga menjaga ekosistem pertanian dan pangan secara keseluruhan. Para pahlawan pangan yang kita berikan penghargaan ini merupakan bagian penting dari ekosistem, di mana mereka konsisten berinovasi secara gigih dan tanpa pamrih,” ujarnya dalam keterangan dikutip Rabu(27/8/2025).
Menurut Rahmad, penghargaan bertema Swasembada Pangan Menuju Kemandirian Bangsa ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi. Hal itu sejalan dengan pilar keberlanjutan Pupuk Indonesia, mulai dari penguatan pangan lokal, peningkatan adopsi teknologi, hingga regenerasi petani.
“Kami ingin mengangkat cerita pahlawan pangan yang bekerja dengan tulus agar bisa menjadi teladan. Dengan begitu, inovasi dan regenerasi pertanian dapat berjalan, sekaligus memperkuat penghargaan terhadap pangan lokal,” katanya.
Juri Svarna Bhumi Award 2025, Andy F. Noya, menilai dominasi anak muda dalam daftar penerima penghargaan menjadi sinyal positif bagi sektor pertanian. “Menarik bahwa tahun ini anak-anak muda lebih dominan mendapatkan penghargaan. Hal ini membuat semangat kita semakin berkobar bahwa ada regenerasi di sektor pertanian,” ujarnya.
Rahmad menambahkan, inisiatif ini juga menjadi bagian dari dukungan perusahaan terhadap visi Asta Cita pemerintah, termasuk pembangunan ekonomi hijau dan target Net Zero Emission (NZE) 2060.
“Kami percaya, inisiatif ini tidak hanya berdampak pada lingkungan dan industri untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, namun juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global energi bersih,” kata dia.