Jumat 05 Sep 2025 16:04 WIB

Kebakaran Hutan Meningkatkan Polusi Udara di Seluruh Dunia

Ilmuan menilai perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas karhutla.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Warga menutup wajahnya saat terjadi kebakaran hutan melanda Moiraiika di pinggiran kota Patras, Yunani. WMO menyatakan kebakaran hutan merupakan penyumbang utama polusi udara di seluruh dunia. (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Giannis Androutsopoulos
Warga menutup wajahnya saat terjadi kebakaran hutan melanda Moiraiika di pinggiran kota Patras, Yunani. WMO menyatakan kebakaran hutan merupakan penyumbang utama polusi udara di seluruh dunia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim telah menjadi penyumbang utama polusi udara sepanjang tahun lalu. Para ilmuwan menilai perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas karhutla.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan polusi udara di luar ruangan merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan jutaan kematian prematur setiap tahun. Dalam laporannya untuk 2024, WMO menyebut titik-titik pencemaran udara berada di daerah yang mengalami karhutla intensif, seperti lembah Amazon, Kanada, Siberia, dan Afrika Tengah.

Baca Juga

Pemanasan global yang sebagian besar dipicu pembakaran bahan bakar fosil mengubah pola cuaca serta meningkatkan frekuensi dan intensitas karhutla di seluruh dunia. Kebakaran melepaskan partikel atau serpihan kecil ke udara, yang juga dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, transportasi, dan pertanian.

photo
Api membakar kawasan hutan di bukit Pope Valley, California. Kebakaran hutan di California terus meluas yang telah menghanguskan 3.000 hektar lahan. - (Stephen Lam/San Francisco Chronicle via AP)

WMO menegaskan kebakaran hutan merupakan penyumbang besar terhadap polusi partikel, dan masalah ini diperkirakan akan memburuk seiring dengan pemanasan iklim. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan manusia, tetapi juga pada infrastruktur dan ekosistem.

“Perubahan iklim dan kualitas udara tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri. Keduanya harus diatasi secara bersamaan untuk melindungi planet, komunitas, dan ekonomi kita,” kata Deputi Sekretaris Jenderal WMO, Ko Barret, Jumat (5/9/2025), dilansir laman Reuters.

Meski laporan terbarunya mencakup 2024, WMO menyebut karhutla yang mencapai rekor di Eropa Selatan tahun ini berkontribusi pada pencemaran udara di seluruh benua. Namun ada kabar baik, yaitu penurunan polusi partikel di China bagian timur berkat upaya pengurangan polusi.

Pejabat ilmiah WMO yang mengoordinasikan laporan tersebut, Lorenzo Labrador, mengatakan kebakaran hutan di Kanada juga menyebabkan polusi udara di Eropa karena kondisi cuaca yang mendukung.

“Apa yang kita dapatkan dari kebakaran ini pada dasarnya adalah campuran berbagai komponen yang mencemari udara,” kata Lorenzo.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ESG Now (@esg.now)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement