REPUBLIKA.CO.ID, MERAK — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membangun green port atau pelabuhan ramah lingkungan di Pelabuhan Merak (Banten) dan Pelabuhan Bakauheni (Lampung). Program ini diwujudkan dengan pemasangan panel surya berkapasitas besar guna menghemat energi sekaligus menjaga ekosistem laut.
“Kami berharap pembangunan green port dapat menjaga ekosistem laut di sekitar pelabuhan,” kata Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo, dalam keterangan tertulisnya di Merak, Sabtu (13/9/2025).
Pemasangan panel surya kapasitas besar disertai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta ruang pengelolaan limbah B3. Menurut Heru, langkah ini menjadi inovasi penting dalam penghematan energi dan perlindungan lingkungan.
“Pelabuhan bukan sekadar simpul transportasi, tetapi pusat inovasi ramah lingkungan yang memberi manfaat luas, mulai dari efisiensi biaya energi hingga menjaga bumi bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Di Pelabuhan Merak, panel surya berkapasitas 61,6 kWp dipasang di Dermaga 5 dan 7, dengan efisiensi energi masing-masing 81,94 MWh dan 80,38 MWh per tahun.
Sementara itu, di Pelabuhan Bakauheni, panel surya berkapasitas 196 kWp dipasang di atap gangway Dermaga 1 dan 2. Selain itu, lampu tenaga surya juga telah beroperasi sejak 2023.
Selain pengembangan energi terbarukan, ASDP memperkuat pengelolaan limbah. Pelabuhan Merak akan memiliki delapan titik IPAL, sedangkan Bakauheni sembilan kluster utama. “Hal ini krusial untuk mencegah pencemaran laut dan melindungi masyarakat pesisir,” kata Heru.
Sekretaris Perusahaan ASDP, Shelvy Arifin, menegaskan keberhasilan program lingkungan ini merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Program tersebut juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya penanganan perubahan iklim dan pelestarian ekosistem laut.
“Menjaga lingkungan bukan hanya tugas perusahaan, melainkan tanggung jawab bersama demi masa depan anak cucu,” ujarnya.