REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peserta ESGnow Movement Climate Run menuliskan sejumlah asa di papan harapan. Semuanya tentang mimpi menjaga bumi (air) demi hidup berkelanjutan.
Kegiatan ESGnow Movement Climate Run diselenggarakan Republika di Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Ahad (28/9/2025) pagi WIB. Ratusan orang dari berbagai komunitas ikut melakukan fun run. Setelahnya, para runners menyempatkan diri menuju papan harapan dan menuliskan apa yang mereka impikan. Berikut beberapa petikan tulisan tersebut.
"Jagalah air untuk keturunan kita."
"Terima kasih kepada ESGnow dan Republika. Semoga sukses."
"Jaga air, jaga kehidupan."
"Sukses terus Republika dan ESGnow."
"Semoga sukses selalu ya, aku seorang disabilitas."
"No water, no life. Air dan sungai adalah nadi peradaban, kita jaga yuk!"
"Gunakan air secukupnya, peduli lingkungan dari sekarang."
"No water, no life. Jaga air kita untuk kemakmuran semua!"
"Air adalah anugerah, air bukan musibah, yuk jaga bersama."
"Bumi bisa hidup tanpa minyak, tapi tidak tanpa air."
"ESG & Sustainability for a better earth, prosperity life."
"Save our planet, no water, no life."
Demikian kutipan sejumlah tulisan berisi harapan dan komitmen para peserta dalam kaitannya dengan pemanfaatan air untuk kehidupan. Kegiatan fun run ini berlangsung dari pukul 06.30 WIB hingga menjelang pukul 08.00 WIB. Setelahnya berlanjut dengan talk show dengan tema serupa (climate talk).
Sebelum talk show dimulai, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono memberikan arahan tentang betapa pentingnya air. Setelah itu, AHY ikut lari keliling ke Bundaran HI.
"Air adalah sumber kehidupan. Di dinding tadi saya tulis no water, no life. Tanpa air tidak ada kehidupan. Jadi kalau ada yang tidak peduli dengan air artinya tidak peduli dengan kehidupannya sendiri termasuk anak cucunya sendiri," kata AHY saat memulai arahannya.
Hadir juga sejumlah narasumber lainnya, antara lain Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, Founder Indonesia Water Warriors Neil Andhika, serta Masyarakat Peduli Ciliwung dan Lingkungan Hidup Usman Firdaus alias Mat Peci.