Sabtu 01 Nov 2025 14:58 WIB

Perdana, FAO Nobatkan Salak Karangasem Bali Jadi Situs Warisan Pertanian Penting Global

Aturan adat setempat melindungi lahan pertanian dari alih fungsi.

Rep: Lintar Satria/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petani Salak (Ilustrasi).
Foto: ADENG BUSTOMI/ANTARA
Petani Salak (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menganugerahkan sertifikat Sistem Warisan Pertanian Penting Global atau Globally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS) pertama bagi Indonesia. Pada GIAHS Award Ceremony 2025, sistem agroforestri salak di Karangasem, Bali, ditetapkan sebagai salah satu dari 28 sistem warisan pertanian baru dari 14 negara.

Di bawah program unggulan FAO ini, terdapat 102 situs di seluruh dunia yang diakui karena kontribusinya dalam menjaga ketahanan pangan dan penghidupan masyarakat, keanekaragaman hayati pertanian, pengetahuan tradisional dan praktik berkelanjutan, nilai sosial-budaya, serta lanskap yang unik.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Sistem Agroforestri Salak Karangasem, yang ditetapkan sebagai situs GIAHS pada September 2024, mencerminkan perpaduan antara falsafah lokal, kearifan ekologis, serta pengelolaan berbasis komunitas dalam mendukung ketahanan pangan, penghidupan berkelanjutan, dan pelestarian ekosistem.

photo
Pekerja memproduksi kopi salak di Agro Abian Salak, Desa Sibetan, Karangasem, Bali, Rabu (24/3/2021). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww. - (ANTARA FOTO)

Pada seremoni yang digelar di Roma, Italia, Deputi Direktur-Jenderal FAO, Godfrey Magwenzi, menyerahkan sertifikat kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian RI, Muhammad Taufiq Ratule, didampingi Sekretaris Desa Adat Sibetan, I Made Mastiawan.

“Pengakuan ini merupakan tonggak bersejarah bagi Indonesia,” ujar Taufiq Ratule, seperti dikutip dari pernyataan FAO, Jumat (31/10/2025).

Ia mengatakan Sistem Agroforestri Salak Karangasem merupakan hasil kerja bersama petani, lembaga desa adat, akademisi, pemerintah daerah dan pusat, serta FAO. Ia menegaskan pemerintah Indonesia berkomitmen menjaga dan mengembangkan lanskap warisan pertanian Salak Karangasem agar terus memberikan manfaat bagi masyarakat, memperkuat ketahanan sistem pangan, serta menjadi ruang pembelajaran bagi pertanian berkelanjutan berbasis kearifan lokal.

"Kami menyambut kolaborasi internasional, berbagi pengetahuan, serta dukungan teknis untuk memperkuat GIAHS di Indonesia dan mendorong penetapan situs GIAHS lainnya di masa mendatang," kata dia.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement