REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi nonpemerintah Blue Generation berkolaborasi dengan Happy Hearts Indonesia mendonasikan seperangkat fasilitas belajar berbahan daur ulang botol plastik kepada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yaspi, Jakarta Utara. Inisiatif ini dilakukan untuk mendorong inovasi ramah lingkungan sekaligus menumbuhkan kesadaran keberlanjutan sejak usia sekolah.
Dalam program tersebut, Blue Generation menyediakan 20 set meja dan kursi berbahan plastik daur ulang. Setiap satu set meja dan kursi membutuhkan sekitar 15 kilogram plastik, sehingga total material yang digunakan mencapai 300 kilogram plastik daur ulang. Jumlah ini setara dengan sekitar 27.000 botol plastik yang sebelumnya dikumpulkan dan diproses ulang.
Blue Generation merupakan organisasi yang didirikan pada 2024 oleh dua remaja, Maddison Kurniawan dan Dylan Michael Jaya. Sejak awal, organisasi ini berfokus pada edukasi keberlanjutan melalui lokakarya, kerja sama dengan organisasi siswa, serta pengumpulan dan pemanfaatan limbah plastik yang masih bernilai guna.
Maddison mengatakan, Indonesia menjadi salah satu fokus utama gerakan mereka karena tingkat polusi yang tinggi, khususnya dari sampah plastik. Menurutnya, upaya mengajak generasi muda terlibat langsung dalam solusi lingkungan menjadi pendekatan yang efektif dalam membangun budaya peduli sejak dini.
“Di tengah tantangan lingkungan global, Blue Generation ingin mendorong terciptanya masa depan yang lebih bersih dan lingkungan hidup yang lebih kondusif bagi semua. Kami ingin membangun budaya tanggung jawab terhadap lingkungan serta memudahkan masyarakat, khususnya anak muda, dalam mendaur ulang dan mengurangi polusi,” ujar Maddison.
Tidak hanya menyalurkan furnitur berbahan daur ulang, Blue Generation juga aktif mengedukasi siswa melalui pendekatan pengalaman langsung (hands-on experience) dan kunjungan sekolah. Program tersebut dirancang agar siswa tidak hanya memahami konsep daur ulang secara teoritis, tetapi juga melihat dan merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Dylan menilai, keterlibatan anak muda dalam isu lingkungan sangat krusial untuk menciptakan perubahan jangka panjang. Mengolah sampah menjadi produk fungsional dinilai sebagai cara efektif untuk menanamkan kebiasaan baik sejak dini.
“Anak muda memiliki peran besar dalam perubahan lingkungan. Dengan memberi mereka pengalaman langsung tentang bagaimana sampah dapat diolah menjadi barang yang mereka gunakan sehari-hari, kami berharap dapat menumbuhkan kesadaran dan kebiasaan baru yang berlangsung seumur hidup,” katanya.
Ke depan, Blue Generation menargetkan perluasan dampak program ke berbagai wilayah di Indonesia. Sejumlah daerah yang menjadi tujuan pengembangan kerja sama berikutnya antara lain Nusa Tenggara Timur, Lombok, dan Sumatera Utara.
Sinergi dengan Happy Hearts Indonesia dinilai menjadi faktor penting dalam perluasan program tersebut. Maddison menyebut visi kedua organisasi sejalan dalam mendorong pendidikan berkelanjutan dan peningkatan kualitas sarana belajar.
“Misi Happy Hearts Indonesia yang fokus membangun sekolah berkelanjutan serta menyediakan fasilitas dan pelatihan bagi guru dan siswa sejalan dengan visi kami untuk menciptakan generasi yang peduli lingkungan melalui cara-cara inovatif,” ujar Maddison.
Melalui program ini, Blue Generation berharap sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga ruang pembentukan karakter peduli lingkungan yang nyata dan berkelanjutan.